Home » » Misteri Villa forest garden - 3

Misteri Villa forest garden - 3

Tapi kini Danny tidak lagi berada di kamar ini. Yang nampak kini adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah berbugil ria. Dan kontol-kontol mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat terpesona? Kontol-kontol itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya.

Lia berpikir akankah mereka juga akan seperti Danny? Menempelkan atau menusukkan kontol-kontol yang luar biasa itu ke bibir vaginanya? Akankah dia akan membiarkan dan menerima kehadiran kontol-kontol yang bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu menerima serangan badai nafsu serigala para brutal itu? Dari celah matanya yang basah karena air mata, Lia melirik ke kontol para brutal tersebut.

Tiba-tiba perasaan seperti yang terjadi pada saat bersama Danny memasuki kamar usai makan malam tadi melintas. Rasa ingin, ingin, ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang meledak-ledak, ingin Danny melanjutkan tusukan kontolnya ke lubang kemaluannya, melanjutkan kenikmatan birahi yang mulai memuncak. Mungkinkah itu? Bagaimana mungkin?

Yang nampak jelas siap melakukan itu justru Tory dan Pedro yang telah telanjang bulat dengan kontol-kontol keras besar panjang mereka itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin memperkosanya. Ooohh.., alangkah ngerinyaa..
Lia berusaha menepis perasaan yang sangat menakutkan itu. Dipalingkan wajahnya dari kontol-kontol itu. Sungguh ngeri membayangkan kontol sebesar dan sepanjang milik para brutal itu menembus memeknya. Apabila hal itu terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya.

Tetapi darah dan jantung ini? Mengapa darah dan jantung Lia terus berdegup kencang sejak makan malam tadi seakan ada yang terus merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang serta kuat memacu darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan kuning bening tadi. Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat dirinya tidak dapat melepaskan pandangannya atau memalingkan wajahnya dari kontol-kontol Pedro dan Tory itu? Ah, sangat mungkin..! Bukankah Pedro dan Tory nampak jelas telah mempersiapkan semua rencana jahatnya ini. Topeng itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua merupakan bagian rencana jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi seksual, korbannya akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat seksualnya. Korbannya akan patuh untuk menjadi budak seksualnya.

Lia akan cepat menyerah dan sangat kehausan untuk secepatnya menikmati kontol-kontol para pejantan itu. Ahh.., degup jantung ini.., kenapa jadi sulit sekali, membuang keinginannya untuk tidak kembali melirik kontol-kontol pejantan itu.
'Oohh.., jangann.. jangann..!'
Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan kontol-kontol besar itu jadi berbalik sangat menggairahkannya.

Perasaan ngeri, takut, cemas tetapi tidak sepenuhnya ingin benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus mengejarnyaa, dirasuki dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya serba bercampur aduk. Lia dilanda kebingungan yang amat sangat. Khayalan-khayalan liarnya yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan dari kepalanya. Detak dan degup jantungnya juga tak dapat dikendalikannya.
'Akankah.., Ohh.., ampuni aku Danny.., Dannyy.., ampuni akuu.., aku tidak mampu mengambil keputusan.., tolongg.., aku membutuhkan kk.. kkaamuu.. uu.. uuhh..'.
Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia.

Begitu terlempar ke kamar buangannya, pertama-tama yang dicari Danny adalah lubang. Lubang atau celah di dinding, dimana dia dapat mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh minuman yang dijejalkan Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny terangsang dengan hebat, saat ini yang diperlukan Danny adalah dapat mengintip istrinya telanjang, dia ingin melakukan mastubasi.

Ternyata dia dapatkan, kamar villa yang seluruhnya dibuat dari kayu dan balok itu memberikan celah di antara dua baloknya. Celah itu cukup longgar. Danny serta merta beringsut ke celah itu. Tetapi ternyata celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny. Dengan ikatan tali pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri maupun sekedar jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih setidak-tidaknya dengan berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu.

Dari kamar sebelah terdengar suara riuh. Terdengar 'hah, huh, hah, huh..', suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil milik Tory. Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan yang terikat.

Sementara itu suara istrinya sudah terdengar berbeda, dalam waktu singkat suara itu telah berubah menjadi desahan dan rintihan, disamping juga terdengar suara Tory atau Pedro atau kedua-duanya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka yang Danny sama sekali tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan mereka sedang melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya yang kini terikat dan telanjang bulat di depan mereka.

Akhirnya setelah berjuang keras untuk memanjat kotak kayu itu, dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata Danny kini dapat menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua payudara istrinya. Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia serta wajahnya tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik turun menjilati arah kemaluan Lia. Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta petir menghantam kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai. Danny kehilangan kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan terkapar di lantai nampak kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan terbuka. dan kemudian dengan cepat dia bangkit dan kembali berusaha merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah di dinding itu.

Bermenit-menit dia lalui untuk mampu kembali pada posisi dimana dia dapat mengintip kamar istrinya yang saat ini sedang digarap oleh Tory dan Pedro. Suara erangan yang telah berganti menjadi suara desahan dan rintihan istrinya terus terdengar, juga pembicaraan antara Tory dan Pedro yang tidak diketahui maknanya oleh Danny terdengar semakin cepat bersahut-sahutan.

Sementara itu telah terjadi hal yang aneh pada diri Danny, mungkin pengaruh dari makanan dan minuman yang dicekokkan oleh para begundal itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan istrinya dikerjai secara brutal oleh dua begundal itu sehingga membuatnya terjungkal ke lantai, atau mungkin juga campuran dari keduanya. Saat dia kembali menaiki kotak itu, dorongan keinginannya sudah berganti. Dia tidak lagi ingin mengintip untuk melihat istrinya yang telanjang atau untuk menyaksikan bagaimana istrinya dengan gigih melawan kedua brutal itu.

Yang diinginkannya sekarang adalah menyaksikan bagaimana kedua brutal itu yang dengan kontol besar dan panjangnya dapat memberikan kenikmatan erotik dan sensasional kepada istrinya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan bagaimana istrinya dientot oleh para begundal itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih sensasional daripada sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan syahwatnya. Dia ingin melakukan masturbasi sambil menonton istrinya dientot para berandal-berandal di kamar sebelah itu.

Inikah yang disebut 'shock terapy'? Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang mampu dengan seketika mengubah mental, selera, cara pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang mampu mengubah Danny, dari ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam, menjadi sesuatu yang justru dia harapkan untuk terjadi? Dari yang awalnya berkeinginan untuk menolong menjadi keinginan untuk ikut menikmati?

Dan itulah yang terjadi. Saat matanya kembali di lubang ingintipan tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah terjadi perkembangan. Nampak sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas, walaupun pada tangan dan kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak istrinya menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak. Yang terdengar justru desahan dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar penuh kenikmatan, bahkan mata Lia nampak memandang Tory dengan kontolnya yang sangat besar, sedang memompa kemaluannya.

Danny melihat bagaimana pinggul istrinya sedemikian bergairahnya menjemput keluar masuknya kontol Tory yang kelewat besar itu. Adakah Lia juga telah diterkam obat perangsang itu, sehingga membuatnya kini menyerah dalam jarahan seksual para begundal itu?
'Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku oohh, menyaksikan istriku dientot para begundal itu', demikian pikir Danny.

Jarak lubang dengan posisi istrinya yang terikat ini tidak lebih dari 1 meter di kamar yang relatif sempit itu. Danny dapat dengan nyata menyaksikan mengkilatnya batang kontol Tory yang keluar masuk menembus memek Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air liur Danny menetes saat melihat kontol Tory yang luar biasa itu. Telinganya yang menangkap suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak lagi terbungkam itu sebagai pertanda kenikmatan yang sedang melanda istrinya. Danny tersenyum. Kontolnya yang ngaceng dipepetkannya ke dinding. Pelan-pelan digosok-gosokkannya. Duhh.., nikmatnyaa..

Dari lubang ingintipan itu, Danny melihat Tory semakin cepat memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat.. Dan, 'AACCHH..', terdengar teriakan Tory.. Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia. Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya.

Kemudian Danny lemah terduduk. Tetapi tidak lama. Dia mendengar kembali suara-suara desahan dan rintihan dari kamar sebelah, Danny kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih tubuh istrinya. Dia melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan kanannya memegang kontolnya yang bukan main indahnya di mata Danny kini, dan tangan kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang kemaluannya persis di ujung kontolnya. Dan yang menjadi sasaran birahi Danny sekarang adalah menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya menahan kenikmatan pada saat vaginanya melahap ujung kontol Pedro. Tubuhnya dicekal oleh otot-otot lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan penuh kepasrahan menerima tembusan dan tusukan nikmat dari begundal brutal itu.

Mata Danny melotot melihat adegan-adegan itu. Kontolnya kembali bangkit ngaceng. Obat perangsang yang dicekokkan padanya membuat kontolnya tidak dapat tidur. Dan kembali dinding kamarnya menerima gosokan kontol Danny. Dan keadaan Lia sendiri, tak terhindarkan lagi, kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia menyaksikan wajah Tory langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir tebal dan jilatan-jialatan lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher, dadanya..

Dia rasakan bagaimana bibir Tory mencaplok kedua payudaranya. Lidahnya menari-nari pada putingnya. Gigitan kecil tetapi terasa sangat kasar membuat putingnya menjadi perih. Tetapi yang dia rasakan sangat aneh adalah.., perasaan ngeri, takut dan cemas itu, mengapa pupus, ternyata pupus, mengapa yang hadir kini justru rasa haus yang amat sangat. Dia diserang rasa kehausan yang amat sangat. Ingin sekali dia mendapatkan air untuk tenggorokannya. Ingin sekali, ingin sekali. Dia sangat menantikan Tory mengangkat celana pesingnya yang membungkam mulutnya. Dia sangat menantikan bibir tebal Tory melumat bibirnya. Dia ingin sekali meminum ludah Tory langsung dari mulutnya.
'Oohh Toryi toloong.. akuu hauss.., tolong Toryii, tolongg..'.
Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.

Bersambung . . . . .

0 comments:

Post a Comment