Pertama Kali Bertiga - 1

Istriku, Della dan aku telah berumah tangga selama beberapa tahun lamanya dan sering dalam tahun-tahun perkawinan kami tersebut aku berfantasi tentang dia bercinta dengan pria lain, seorang pria sempurna yang menyetubuhinya dengan hebat hingga membuat istriku mengerang kenikmatan menikmatinya.

Dalam setahun belakangan ini, aku selalu mengungkapkan fantasiku ini saat berada di atas ranjang dan dia selalu menjadi bergairah karenanya dan akan diiringi dengan seks yang liar dan multi orgasme setiap kali mendiskusikannya. Masalahnya, jika di luar area ranjang, Della tidak pernah mau mendiskusikan hal tersebut denganku hingga membuatku cukup merasa frustrasi. Jika aku berusaha untuk mengajak dia untuk mendiskusikannya, dia langsung marah dan pergi meninggalkan ruangan. Della memang seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang sangat ketat pendidikan agamanya.

Istriku Della saat ini berusia 35 tahun. Tinggi dan berat badannya yang rata-rata tetap terjaga bentuknya dengan rutinnya dia pergi ke pusat kebugaran dua kali dalam seminggu. Payudaranya juga sedang-sedang saja, tapi memiliki puting susu yang cukup besar saat dia sedang dalam gairahnya. Dan yang paling membuatku bangga beristrikan dia adalah wajahnya yang sangat manis dan teramat menarik, di samping kepribadiannya yang baik dan juga senyumannya yang selalu dapat meredakan amarahku. Dia juga seorang pasangan bercinta terbaik yang pernah kudapatkan.

Akhirnya, kuputuskan agar fantasiku tentang dia yang bercinta dengan pria lain dapat terwujud, aku harus mencoba cara yang berbeda dengan jalan yang kupakai selama ini. Aku tahu bahwa dia sangat selektif terhadap pria. Maksudku selama perkawinan kami, aku ingat ada sekitar empat atau lima pria lain yang mampu menarik perhatiannya. Kesemuanya dengan kepribadian yang unik, dapat kukatakan begitu, yaitu tinggi, gagah, dan menarik. Hasilnya, setelah sedikit 'kembali ke masa lalu', aku akhirnya menjatuhkan pilihanku pada seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang aku yakin memenuhi deskripsi tentang seorang pria yang dapat menarik perhatian Della.

Aku bertemu dengannya saat sedang berkeliling di seputar kota. Namanya Thomas, dia sangat gagah dan tinggi dengan kulit yang kecoklatan dan sangat menarik menurutku. Satu hal yang dapat menarik perhatian Della dari Thomas adalah tak hanya dia sangat menarik dan berkharisma, dia juga seorang pria bertipe jantan dan 'jalanan' yang sangat kontras dengan kami yang berpendidikan dan mapan.

Di salah satu kafe di sudut kota, sewaktu pertama kali bertemu dengan Thomas, kukeluarkan selembar foto Della dan mengatakan padanya bahwa aku ingin agar dia bercinta dengan Della. Dia menyukai fotonya dan mengatakan bahwa dia mau bercinta dengannya sesuai caranya, tapi pertama-tama kami harus membuat Della bersedia melakukannya.

Kami membuat sebuah rencana agar Thomas dan Della dapat bertemu karena rasa takutku kalau Della takut dan marah hingga menyebabkan semua kerja kerasku ini akan sia-sia. Akhirnya kami memutuskan agar dia datang ke rumah besok malamnya dan pura-pura menjadi seorang teman lamaku yang sekian tahun tak pernah bertemu dan sedang singgah di kota ini dan mampir sejenak di rumahku.

Malam yang kunantikan serasa tak kunjung tiba, aku tenggelam dalam khayalanku membayangkan bagaimana malam tersebut akan berlangsung. Di samping rasa takutku kalau Della akan marah besar padaku karena telah menyusun rencana ini tanpa persetujuannya, aku lebih takut kalau dia tak bersedia berhubungan seks dengan Thomas.

Kuhabiskan waktu untuk menyalakan lilin, menghidupkan CD player dan memilih lagu yang tepat untuk menjaga situasi hatinya. Kemudian kubujuk dia agar memakai sepatunya yang bertumit tinggi yang selalu menggairahkanku saat bercinta dengannya. Kurebahkan dia di atas karpet lantai ruang keluarga dan mulai mencumbu vaginanya selama kurang lebih 15 menit hingga dia mendapatkan orgasme pertamanya.

Dia mulai hanyut dalam irama yang kubuat hingga segera menjadi sangat basah saat aku mulai menyetubuhinya dengan gerakan lambat dan panjang. Aku mulai khawatir tak mampu bertahan lebih lama lagi saat orgasmenya yang kedua mulai terbangun ketika akhirnya Thomas mengetuk pintu depan.

Ketukan itu membuatnya langsung bangkit dengan sedikit ketakutan dan langsung bertanya siapa yang mengetuk itu. Saat itu sekitar pukul 10 malam. Aku tak tahu, tapi aku akan segera mencari tahu dan mengusirnya pergi, jawabku. Dia segera merapikan pakaiannya dan kutenangkan dia dengan mengatakan bahwa aku tak akan mengijinkan siapa pun masuk kemari, hingga dia tenang dan kembali rebah di karpet sambil menggosok kelentitnya menungguku kembali dan menyelesaikan apa yang telah kami mulai.

Kubuka pintu dan menjumpai Thomas yang telah berdiri di sana dengan maskulin dan mata yang bercahaya. Kukedipkan mataku padanya dan segera menyuruhnya masuk dengan tenang. Kubisikkan padanya agar segera masuk ke ruang keluarga. Saat ini Della pasti sudah mendengar kedatangan kami.

Kami berjalan memasuki ruang keluarga dan kuperkenalkan Thomas pada Della yang sedang duduk di sana memandanginya untuk beberapa waktu, bertanya-tanya siapa gerangan pria ini. Dan apa yang sedang terjadi? Dia memandangku dan Thomas bergantian. Aku takut dia akan marah tapi dia mengejutkanku karena dengan tenangnya berdiri dan membiarkan pakaiannya yang berantakan tadi terjatuh di karpet dan kemudian berjalan mendekat lalu memberi Thomas sebuah pelukan sebelum kembali berbalik lagi dengan pantat dan payudaranya yang bergoyang saat dia berjalan untuk duduk di karpet itu lagi.

Belakangan baru aku tahu kalau dia sudah menyadari saat aku menjawab ketukan pintu itu bahwa aku sudah merencanakan ini semua. Saat pertama kali dia melihat Thomas, dia tahu bahwa aku telah mengharapkan pria ini datang dan bercinta dengannya. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukannya saat mengetahui bahwa Thomas adalah seorang pria yang menarik dan dia sudah siap untuk itu.

Setelah dia duduk di atas karpet lantai, kami bertiga akhirnya juga duduk di atas karpet sekitar satu jam agar merasa nyaman berbicara tentang sesuatu selain seks meskipun kami dapat merasakan aura seksualnya semakin terbangun naik. Della duduk dengan tenang meskipun hanya memakai sepatu bertumit tingginya dengan payudaranya yang terpampang dengan bebas di depan kami berdua dengan sangat menggoda. Aku memergoki Thomas yang memandangi payudaranya dengan bernafsu. Dapat kukatakan bahwa Della menikmati pengalaman ini karena dia menggoda kami berdua dengan mengatakan bahwa wajah kami memerah dan terangsang. Dia terlihat sangat santai dan mengontrol situasi ini hingga sangat membuatku tekejut.

Dapat kulihat tonjolan besar di celana Thomas. Ukuran penis di baliknya terlihat besar (belakangan Della mengatakan padaku bahwa dia menyadari hal itu juga hingga itu membuatnya sangat terangsang dan membantunya memutuskan untuk mau bercinta dengan Thomas). Tidak ada seorang pun yang tergesa-gesa meskipun aku sangat ingin melihat Thomas berada di antara pahanya, mengocoknya berulang-ulang untuk memberinya multi orgasme. Della tampak sangat menikmati setiap waktunya dan melakukannya dengan perlahan hingga membuatku frustrasi. Ini menuju pada titik dimana aku mengharapkan fantasiku menjadi nyata.

Saat Della akhirnya benar-benar merasa nyaman, dia rebah tengkurap dan meminta agar punggungnya dipijat. Ini adalah tanda yang kami tunggu-tunggu dan dalam keadaan ini tak mengejutkanku jika Della lah yang mengambil inisiatif tersebut. Dengan cepat aku memberi Thomas kesempatan memberi pijatan pada paha dan pantat Della, sedangkan aku dengan berdebar-debar terfokus pada leher dan bahunya. Kubiarkan Thomas memberikan akses menyeluruh terhadapnya.

Thomas mulai membelai pahanya dengan lembut. Setelah beberapa saat, tangannya mulai bergerak naik hingga semakin mendekati vaginanya. Terlihat tubuh Della sering menggelinjang saat dia melakukan pekerjaannya, tapi lalu dengan cepat Della menyembunyikan reaksinya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Thomas memindahkan sasarannya dan mulai meremas pantat Della dengan kedua tangannya. Dapat kulihat area di sekitar vagina Della sudah menjadi basah saat Thomas menjalankan aksinya.

Akhirnya, Thomas kembali pada gerakan awalnya tadi pada bagian dalam paha Della dan membiarkan jarinya berada di dekat vaginanya. Dia benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya dan dia tahu reaksi yang diberikannya terhadap Della yang mulai menekankan pinggulnya dengan pelan ke karpet. Mereka berdua terlihat sangat menikmati permainan kucing dan tikus ini. Dapat kulihat penis Thomas mendesak keluar dari celananya hingga membuat celananya seakan hendak robek karenanya. Dengan cepat diturunkannya risleting celananya dan segera mengeluarkan penis itu.

Akhirnya dia tak mampu menahannya lebih lama lagi hingga bergerak menaiki tubuh Della dan mulai menggosokkan penisnya naik turun di belahan pantat Della. Dapat kukatakan bahwa Della berada dalam dunianya sendiri saat ini, dan jika aku pernah berfantasi tentang dia yang bercinta dengan pria lain, mereka sedang mewujudkannya saat ini. Della sangat sensitif perasaannya saat bercinta dan dia bisa merasakan betapa besar dan kerasnya penisnya yang menekan pada pantatnya itu. Dengan pelan Della mulai menggoyangkan pantatnya pada penis itu dengan mata terpejam, tapi apa yang tergambar pada wajahnya memberitahukanku bahwa betapa apa yang tengah dirasakannya sungguh menakjubkan.

Tak lama kemudian, kulucuti pakaianku dan bergerak ke sofa di depan Della. Dengan cepat Della bengkit dan dengan bertumpukan kedua lengan dan kakinya, dia mulai menghisap penisku. Della sungguh sangat terbakar gairahnya hingga dimasukkannya seluruh batang penisku hingga menyodok di tenggorokannya. Dengan posisinya itu, membuat pantat Della tepat berada di depan Thomas. Della sepertinya memang menginginkan Thomas berada di belakangnya, berada tepat di belakang vaginanya yang sudah gatal. Aku tahu bahwa Della terlalu malu untuk 'meminta', begitu juga denganku agar Thomas segera menyetubuhinya dan dengan cara inilah Della mengungkapkannya. Dan Thomas mulai membuat langkah pertamanya!

Aku mengisyaratkan pada Thomas untuk melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Aku tahu bahwa dia memiliki tubuh yang tegap dan saat dia melepaskan pakaiannya, tubuhnya terlihat sangat menakjubkan bagiku. Aku tahu Della juga akan menyukai bentuk tubuh Thomas dan apalagi penis besarnya itu nanti saat dia memalingkan wajahnya ke belakang melihatnya.

Penis Thomas perlahan tumbuh membesar saat dia melepaskan pakaiannya. Kupegang bahu Della, menghentikan hisapannya pada penisku, dan menyuruhnya berbalik menghadap pada Thomas yang telah berlutut di hadapannya. Rasa cintaku padanya sungguh meluap saat ini. Dia menerima Thomas dan menggenggam bola zakarnya dengan tangannya yang halus dan memasukkan penis Thomas yang masih belum ereksi penuh ke dalam mulutnya. Penis Thomas dengan cepat mengeras dalam mulutnya.

Dia suka menghisap penisku hingga ke tenggorokannya, tapi saat dia mencoba untuk memasukkan penis Thomas sampai ke tenggorokannya, dapat kulihat dia mengalami kesulitan dengan ukurannya, dan dia hampir saja tersedak untuk beberapa waktu. Tapi itu malah membuatnya semakin terangsang hingga dia terus berusaha memasukkan penis Thomas sampai tenggorokannya dapat beradaptasi dengan ukurannya.

Belakangan Della menceritakan padaku bahwa jika saja ukuran penis Thomas seinchi saja lebih panjang, dia tak akan mungkin dapat menampungnya. Saat Della telah sibuk dengan 'pekerjaannya', kusingkirkan hingga lepas celana dalamnya dan mulai menggosok vaginanya dari belakang. Salah satu fantasi terbesarku adalah menggosok Della saat dia sedang menghisap penis besar pria lain dan sekarang aku tahu bahwa aku memang sangat menyukainya. Aku lihat Della sangat asyik dengan 'pekerjaannya'. Kehangatan cengkeraman dinding vagina Della langsung kurasakan begitu kulesakkan penisku ke dalamnya.

Bersambung . . . . . .

Pertama Kali Bertiga - 3

Kupikir dia akan memasuki Della dari belakang lagi, tapi aku salah. Dengan lemah Della berusaha mencegah Thomas yang berusaha memasukkan penisnya ke dalam lubang anusnya, tapi Della terlalu lemah setelah orgasme tadi hingga dengan mudah Thomas menepis penolakan yang diberikan Della dan meneruskan usahanya untuk masuk. Aku melihat saat dia melebarkan lubang anusnya dan menekan kepala penisnya yang besar hingga membelah otot lubang anus Della yang rapat. Della menggelinjang dan dengan lemah memohonnya untuk berhenti, tapi Thomas tak menghiraukannya. Kupikir ini saatnya untuk aku maju dan menghentikannya.. Tapi aku tak mampu karena aku sudah sangat terangsang.

Aku sudah tersihir dengan apa yang kusaksikan dan justru berharap dia memberikan anal seks pada Della. Della meronta berusaha menjauh dari penisnya, tapi kemudian Thomas mencengkeram dengan erat pinggul Della sampai meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai memasukkan penisnya membelah lubang anus Della. Della tak menyadarinya, tapi matanya terpejam rapat ketakutan hingga malah membuat Thomas dan aku semakin bergairah. Della menatapku, mengisyaratkan agar aku menghentikan Thomas, tapi aku tak bertenaga, tak mampu bergerak ataupun bereaksi, aku begitu terangsang. Dia kembali menatapku dan aku memberinya pandangan tak berdaya. Dia sadar bahwa aku tak akan melakukan apa pun hingga akhirnya dia pejamkan matanya dan mencoba untuk tenang.

Pada akhirnya usaha Thomas berhasil dengan mendorong kepala penisnya masuk ke dalam lubang anus Della hingga membuatnya merintih kesakitan dan meremas karpet dengan kedua tangannya. Thomas terus mendorong sampai akhirnya batang penisnya masuk ke dalam lubang anus Della seluruhnya hingga kantung bola zakarnya dengan mengejutkan menghantam kelentit Della. Della lebih membenamkan wajahnya di karpet dan menjerit. Sekujur tubuhnya bergetar dan dia mulai merintih kesakitan. Aku melihat mendekat dan dapat kutemui air matanya keluar membasahi pipinya. Dengan penis yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang anus Della, Thomas memegangi pinggul Della dengan erat sambil memandangku dengan tersenyum lebar.

Aku tak akan melupakan wajah puasnya yang menggambarkan kekuasaannya terhadap seorang wanita dan mendominasinya secara menyeluruh. Dia dapat melakukan apa pun terhadap Della. Thomas mulai menyetubuhi lubang anusnya dan dapat kulihat Della akhirnya menangis sambil masih tetap berusaha mengeluarkan penis Thomas dari dalam anusnya. Dia tak menikmati paksaan Thomas terhadap anusnya. Kukira mungkin Thomas akan berhenti, tapi dia terlihat yakin dengan apa yang dilakukannya meskipun Della masih berontak menolaknya, yang malah membuat lubang anusnya semakin merapat.. Dan semakin merangsangku dan Thomas.

Dengan senyuman dan pandangan yang seakan mengatakan, 'Lihatlah saat aku membuat istrimu menjerit dan orgasme yang tak pernah dialaminya sebelumnya,' kemudian dia semakin mempererat pegangannya pada pinggul Della dan mulai bergerak mengayun keluar masuk dalam lubang anusnya yang kecil. Tak bisa kupercaya bahwa Thomas dapat memasukkan penisnya yang besar itu ke dalam lubang anus Della yang rapat dan kecil itu, tapi entah bagaimana dia memang dapat melakukannya. Belum ada yang sebesar itu memasukinya sebelumnya hingga itu membuatnya kesakitan. Air matanya terus mengalir dan tubuhnya terus mengejang, tapi aku tak mampu menghentikan Thomas, karena belum pernah kurasakan se-terangsang ini dalam hidupku sebelumnya. Gerakan mengayunnya membuat suara aneh saat kantung bola zakarnya menghantam kelentit dan vagina Della berulang-ulang.

Setelah beberapa ayunan panjang dalam lubang anusnya, akhirnya dapat kudengar suara decak yang keluar dari dalam lubang anusnya dan bersamaan dengan itu pula Della mulai terlihat tenang. Perlahan mulai dilepaskannya cengkeraman tangannya pada karpet, seiring dia yang mulai menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan mengayun Thomas. Aku benar-benar terkejut! Thomas tak pernah menghentikan gerakannya dan kemudian yang terjadi sungguh tak dapat dipercaya.. Della mulai mengeluarkan gumaman kata-kata dan suara yang belum pernah kudengar.

Belum pernah aku merasa begitu bangga terhadapnya seperti sekarang ini. Aku lihat lubang anusnya melebar dengan rapat mencengkeram batang penis Thomas yang membuatku yakin mengira kalau lubang anusnya akan robek lebar. Setiap kali Thomas menarik penisnya keluar, anusnya akan tertarik keluar dengan rapat bersamanya. Stamina yang dimiliki Thomas sungguh mengagumkan (sejak dia mengalami orgasme berulang kali sepengetahuanku, kali ini dia masih mampu bertahan selama ini)

Tiba-tiba sebuah erangan keras keluar dari mulut istriku saat dengan tanpa henti Thomas menyodok penisnya dengan sebuah hentakan keras ke dalam lubang anus Della sambil tangannya melebarkan bongkahan pantatnya agar dia dapat masuk sedalam mungkin. Kepala Della terlempar ke belakang dan dia mengerang berusaha menarik nafasnya yang terhenti. Dia tak lagi seperti seorang wanita yang kukenal selama ini saat bercinta. Thomas telah membawanya pada level yang belum pernah dimasukinya.

Suara erangannya bagaikan seekor hewan. Thomas melihatku dari balik punggungnya, memastikan apakah aku dapat melihat dengan jelas lubang anus istriku yang dimasuki oleh penisnya. Perhatianku terpecah antara melihat lubang anus istriku yang sedang dikerjai Thomas dan konsentrasiku pada masturbasi yang sedang kulakukan saat ini. Dengan sebuah senyuman yang tak kumengerti artinya, dia meneruskan 'pekerjaannya' terhadap istriku tersayang, Della yang tak hentinya mengerang dan mendapatkan orgasme beruntun.

Setelah 3 atau 4 kali orgasmenya, kini dengan tiada hentinya dia mendapatkan orgasme lagi secara berkesinambungan. Belum pernah kulihat seorang wanita di film atau bahkan dimanapun yang mendapatkan orgasme berkesinambungan seperti yang dialami Della malam ini. Tak dapat kupalingkan mataku dari penis Thomas yang bergerak keluar masuk dalam lubang anus istriku yang rapat. Cairan cinta Della terus mengalir pada pahanya. Tubuhnya terus menggelinjang di bawah ayunan pria perkasa yang menyetubuhinya dengan tanpa henti.

Aku tak menghitung lagi berapa kali dia telah membuat Della orgasme, tapi Della benar-benar mendapatkan orgasme berulang kali hingga dia dengan lemah berusaha merangkak, sedangkan penis Thomas masih menancap dengan mantap dalam lubang anusnya. Thomas tak ingin melepaskannya dan mengikutinya hingga Della merebahkan tubuh bagian atasnya di atas sofa. Dengan sigap Thomas langsung memegangi pinggulnya dan kembali menyetubuhinya hingga getaran orgasme kembali menggoyang tubuhnya lagi. Della tak mampu lagi mengendalikan tubuhnya yang terbaring lemas di atas sofa membiarkan Thomas terus menyetubuhinya. Aku kagum pada stamina Thomas dan aku berharap dia mau berbelas kasihan barang sebentar terhadap Della, tapi nyatanya dia tidak.

Dia tetap mencengkeram pinggul Della dengan keras dan langsung mengocok lubang anusnya dengan tanpa ampun. Saat akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri, bagian matanya yang hitam seolah hilang lenyap ke dalam rongga matanya, dan dia mengerang keras sampai-sampai aku takut tetangga sebelah akan mendengarnya. Della tahu bahwa Thomas akhirnya telah keluar hingga dia menggoyangkan pantatnya dan mulutnya mulai mengerang memohon agar Thomas mengeluarkan spermanya jauh di dalam rectumnya. Thomas meledakkan bom sperma yang amat dahsyat dan kemudian jatuh terhempas di atas pantat Della, seiring Della yang kembali mendapatkan orgasme terbesarnya malam ini.

Pemandangan ini terlihat sangat erotis bagiku dengan cairan cinta Della yang membasahi semua tempat dan sperma Thomas yang meleleh keluar dari lubang anusnya. Saat Thomas berbaring kecapaian di atas lantai, Della tergeletak di atas sofa dengan sebuah lelehan sperma yang panjang turun dari pantatnya. Aku memandangi sperma tersebut yang tak terputus hingga akhirnya jatuh menetes di atas karpet dan membentuk sebuah pola basah yang semakin membesar.

Setelah berejakulasi, dia tergeletak di atas lantai dan membiarkan Della yang masih lemah dengan tubuh yang setengahnya berada di atas sofa. Dia juga teramat lelah untuk bergerak. Tak dapat kulupakan pemandangan setelah Thomas menarik keluar penisnya dan Della hanya diam terbaring di sana. Lubang anusnya terbuka lebar hingga aku dapat melihat isi dalamnya. Anal seks yang baru saja mereka lakukan meyakinkanku saat kulihat spermanya yang meleleh keluar dari dalam lubang anus Della bahwa aku menyukai segala yang terjadi. Pemandangan tadi membuatku sangat terangsang dan segera menaiki tubuh Della untuk ikut 'menyumbangkan' spermaku ke lubang anusnya yang sudah merekah. Lubang anusnya terasa sudah kendor dan membuka lebar.

Sejak saat itu, tiga kali lagi kami bersama menghabiskan waktu dengan bercinta dan bercinta lagi. Della jadi ketagihan menjadi budak seksnya dan bersedia melakukan apa pun keinginannya. Dia menjadi sangat penurut terhadapnya dan menelan sperma sesering yang Thomas kehendaki, atau bahkan Della mengijinkannya menyetubuhi lubang anusnya. Sangat menarik mengamati perubahan yang terjadi pada diri Della, kuperhatikan bahwa dia menyukai didominasi secara menyeluruh saat berhubungan seks. Thomas menyukai lubang anus Della dan dia sering menyetubuhi lubang anus Della saat kami bertiga melakukan persetubuhan dan Della selalu mendapatkan multi orgasmenya setiap kali Thomas melakukan hal itu padanya.

Suatu kali Thomas mengikuti Della berjalan menuju ke kamar kami untuk mandi setelah bersetubuh selama 3 jam non stop. Thomas masuk ke dalam kamar mandi bersamanya dan mereka kembali bersetubuh di dalam kamar mandi tersebut. Aku melihatnya dari balik kaca kamar mandi, pemandangan yang kusaksikan semakin bertambah erotis dengan butiran-butiran air yang ada di sekujur tubuh mereka dan dia kembali menyetubuhi Della dari belakang.

Tiba-tiba, hal yang membuat kami kecewa, Thomas harus segera meninggalkan kota ini. Kami merindukan seks bersama Thomas, tapi selalu berterima kasih dengan pertolongannya terhadap Della dan aku sadar bahwa kami berdua menikmati ada seorang pria lain yang bercinta dengan Della. Pengalaman seksual Della bersama Thomas mengubah seluruh kehidupan seksualnya dan bagaimana terbukanya dia sekarang terhadap eksplorasi kehidupan seksual kami. Untung saja dia tidak hamil setelah bercinta bersama Thomas.

Aku sangat berhutang budi terhadap Thomas yang telah membebaskan gairah seksual Della. Pengalaman bersamanya dalam 'permainan bertiga' kami membuat Della akhirnya menyukai melakukan hubungan seks dengan dua orang pria bersamaan, dan sekarang bahkan dengan wanita juga. Sejak dengan Thomas.. dia sudah melakukannya dengan beberapa pria lain yang ukuran penisnya bahkan lebih besar dari penis raksasa milik Thomas. Dia tak lagi merasa takut bersama dengan pria lain selain aku untuk bercinta. Dia menikmatinya. Dia menikmati seks, tapi kami berdua sepakat bahwa dia tak akan melakukannya tanpa kehadiranku.

Sekarang dia suka berpakaian seksi saat bertemu dengan pria lain agar membuatnya terangsang. Kami melakukannya beberapa kali dengan pria lain dan sangat erotis bagiku melihatnya. Hidupku rasanya jadi semakin baik dan semakin bertambah baik saja sekarang karena dia sangat antusias dan senang dipuaskan oleh dua pria sekaligus dan bersikap seperti seorang putri saat melakukannya. Kami mengharapkan ada pasangan lain yang mau mencobanya bersama kami..


E N D

Pertama Kali Bertiga - 2

Aku mengayun pelan, kedua tanganku memegangi pinggulnya agar penisku dapat lebih dalam masuk ke vaginanya saat tangan Thomas berada pada kepala Della menggerakkan seperti keinginannya saat dia menyetubuhi mulut Della. Dalam waktu yang bersamaan aku menyetubuhi Della dengan lembut dari arah belakang. Thomas menggoyangnya dengan keras, memasukkan batang penisnya sedalam-dalamnya ke mulutnya dengan tangannya menahan gerakan kepala Della. Della tersedak sewaktu Thomas berusaha merangsek semakin dalam. Aku dapat mendengar suara kekurangan nafasnya itu, tapi seperti seorang 'jalang' yang baik, Della tak juga berhenti dan aku mulai dapat mendengar lenguhannya di antara suara nafasnya yang tersedak saat dia menggoyangkan pinggulnya mengimbangi ayunanku.

Dengan semua yang tengah berlangsung ini dan pemandangan Thomas yang sedang menyetubuhi mulut Della, membuatku tak memerlukan waktu lama untuk berejakulasi di dalam tubuhnya, melumuri dinding vagina Della dengan semburan spermaku. Rasanya seperti kudapatkan orgasme terbesar dalam hidupku. Bisa kulihat orgasmeku dan oral yang diberikan Della mendekatkan orgasme Thomas.

Aku ingin menyaksikan Thomas menyetubuhi Della dan keluar dalam vaginanya, maka dengan cepat aku segera bangkit dan menyuruh Della naik ke atas sofa, merangkak untuk beralih menghisap penisku, agar Thomas dapat menyetubuhinya dari belakang. Akan selalu kuingat saat Thomas menyelipkan penisnya ke vagina Della, seakan hal itu berhenti untuk beberapa waktu. Ini adalah fantasi yang sudah lama kudambakan.

Yang membuatku kagum adalah betapa cepatnya gerakan Thomas yang sudah berada di belakang Della dan langsung melesakkan penisnya ke dalam vaginanya. Sepertinya dia hanya mengenal satu kecepatan, dan itu adalah mendorong masuk dengan cepat dan keras. Aku tak tahu apa dia pernah berpikir kalau kami akan menghentikannya menyetubuhi Della, atau kami menyuruhnya untuk memakai kondom terlebih dulu. Sebelum kami sempat bereaksi dengan apa yang dilakukannya, dia sudah berada di belakang Della dengan sekejap. Dan seperti yang Della katakan padaku kemudian, Thomas bukannya memasukkan penisnya tetapi dia menghentakkan seluruh batang penisnya ke dalam vaginanya dengan hanya sebuah dorongan saja.

Della juga mengungkapkan padaku bahwa dia belum pernah merasakan sebuah penis yang begitu besar, begitu nikmat, dan belum pernah merasa terisi penuh seperti yang dirasakannya akibat penis Thomas saat itu, saat dia melesakkannya dari belakang. Itu membuat nafas Della terhenti sejenak dan dia memutuskan untuk tak peduli apakah Thomas memakai kondom atau tidak, atau kalau-kalau dia bisa jadi hamil karenanya. Della hanya ingin dia menyetubuhinya dan merasakan bahwa dia menghantam dinding vaginanya dengan penis besarnya tersebut (dan Della belakangan juga menambahkan bahwa dia suka dengan bola zakarnya yang lebih besar dan lebih berat daripada milikku dan lebih jauh menggantung hingga saat dia sedang menyetubuhinya, kantung bola zakarnya itu akan menampar kelentitnya hingga membuatnya menggelinjang kegelian).

Tak perlu dikatakan lagi, saat menyaksikan momen ini dan melihat ekspresi wajah Della saat dia menghisapku, mendorongku dengan cepat ke batas akhir untuk yang kedua kalinya. Sepertinya aku keluar lebih keras dan lebih lama daripada yang pernah kualami sebelumnya, yang menyebabkan Della membuka matanya dan menatapku dengan mimik yang lucu menggemaskan. Aku terus mengisi mulutnya dengan berjuta sel sperma yang segera dihisap dan ditelannya. Ini adalah sebuah pengalaman pertama dalam hidupku yang sangat menguras staminaku hingga membuatku mengalami dua kali orgasme dengan hebatnya.

Saat aku berejakulasi di dalam mulut Della, Thomas menyetubuhinya dengan keras dan cepat dari belakang. Aku bangkit dan menyingkir dari medan pertempuran mereka. Dengan cepat Thomas langsung membalikkan tubuh Della agar rebah pada punggungnya. Lalu Thomas kembali memasukkan penisnya yang terlihat semakin bertambah besar saja, dan mereka mulai berciuman dengan rapat. Kaki Della berada di bahu Thomas. Dengan kaki Della yang berada di bahunya, Thomas mulai mengayun dengan tenaga yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Lengan Della melingkari leher Thomas saat dia menghentak tubuhnya.

Saat itu aku ingin menghentikan Thomas dan menyuruhnya agar memakai kondom agar Della tidak hamil. Tapi saat kulihat mereka berdua, dapat kulihat bahwa Della sudah terlalu jauh untuk dihentikan dan Thomas tengah berada dalam iramanya hingga tak kutemukan celah untuk menghentikannya barang sebentar. Setelah beberapa menit melihat mereka berdua bergerak semakin keras, itu membuatku semakin terangsang hingga tak mampu berkata apa pun, apalagi Della sendiri juga tak pernah meminta Thomas untuk memakai kondom. Mungkin saat ini memang bukan masa suburnya atau dia bahkan tak memusingkan hal itu. Di samping itu, hal ini sangat liar dan seksi bercampur menjadi satu menyaksikan seorang pria asing menyetubuhi istriku tepat di depan mataku sendiri.. Dan di rumahku sendiri.. Juga dengan seijinku.

Kepala Della terlempar kesana kemari dan kedua kelopak matanya terpejam rapat saat dia dengan rela membiarkan Thomas menyetubuhinya. Yang membuatku sedikit terkejut adalah ternyata jika Della sedang berada di puncak gairahnya, dia bisa juga mengumpat seperti seorang wanita jalang dan bahkan saat Della tahu bahwa Thomas akan segera orgasme, dia justru memintanya agar dikeluarkan jauh di dalam vaginanya! Aku hanya duduk di samping mereka, melihat, tapi aku tahu bahwa kalau aku mengingatkan Della tentang kondom, itu akan merusak semuanya dan dia akan sangat marah.

Belakangan dia mengatakan bahwa terasa sangat aneh merasakan penis Thomas mengisi penuh vaginanya dengan tanpa kondom. Setiap kali Thomas mendorong, rasanya dia mendapatkan sebuah orgasme kecil. Saat akhirnya Thomas orgasme, dia dapat merasakan penisnya berdenyut meledakkan spermanya, dan spermanya menghantam jauh ke tempat yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Sewaktu Thomas mulai berejakulasi, Della mengerang keras. Dia dapat merasakan penisnya menjadi bertambah besar, dan dia semakin keras menjerit merasakan sperma Thomas menghantam jauh di dalam tubuhnya. Della mendapatkan orgasmenya sendiri karenanya hingga tubuhnya bergetar hebat, dia menyentakkan pinggulnya semakin merapat pada tubuh Thomas agar dia semakin masuk ke dalam.

Hal ini membuatku terangsang sekaligus membuatku takut. Belakangan Della meyakinkanku bahwa saat itu memang dia sedang tidak dalam masa suburnya dan syukurlah bahwa ternyata dia memang benar. Ini adalah permulaan dari serangkaian persetubuhan yang panas dan setiap kalinya tak kurang dari empat jam non stop kecuali untuk mandi berendam dengan air panas.

Saat Thomas telah orgasme, dia rebah pada punggungnya tapi Della tak mengijinkannya beristirahat. Rambutnya terlihat basah oleh keringat yang melekat pada wajah, leher, bahu dan dadanya hingga semuanya terlihat bersemu merah setelah mendapatkan begitu banyak orgasme. Setiap saat spermanya akan meledak, Della segera menghisap penisnya jauh ke dalam tenggorokannya hingga penisnya mengeras kembali.

Dengan penis besarnya tersebut, Thomas tak banyak mendapatkan wanita yang dapat menghisap penisnya hingga jauh ke dalam tenggorokan hingga setiap kali Della berusaha memasukkan penisnya sampai ke dalam tenggorokannya membuat Thomas bergairah dan segera ereksi kembali. Della belakangan mengatakan padaku bahwa dia belum pernah merasakan penis yang terasa begitu lembut dalam mulutnya.

Yang membuat Della begitu bergairah saat berhubungan seks dengan Thomas adalah kenyataan bahwa Thomas mampu menyetubuhinya dengan sangat keras. Dan juga paha Thomas selalu menampar bongkahan pantat Della setiap kali dia mengayun sampai pantatnya merah dibuatnya serta gigitannya pada puting Della yang sangat sensitif, yang bahkan hanya dengan menggosoknya saja dapat memberinya orgasme hingga sangat meningkatkan kenikmatannya. Della selalu menyuruhku agar berusaha lebih keras lagi terhadapnya saat bercinta tanpa harus menjadi kejam.

Entah bagaimana, perlakuan Thomas itu membuatku khawatir sampai di mana batas ketahanan yang dimiliki Della. Aku menyadari hal itu saat melihat betapa sosok pria jalanan yang dimiliki Thomas selalu membuatnya bergairah kembali dengan perlakuannya yang keras dan cenderung kasar itu. Itu sangat kontras dengan gambaran percintaan kami selama ini meskipun sejak kuminta Thomas untuk menyetubuhinya dengan caranya sendiri dan itu memang membuat Della bergairah dan liar.

Della adalah satu-satunya wanita yang pernah kutemui yang benar-benar menyukai menghisap penis hingga ke dalam tenggorokannya dan menelan sperma seorang pria, dan dapat kulihat bahwa dia menginginkan Thomas agar keluar jauh di dalam tenggorokannya. Saat menghisapnya, Della mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang anus Thomas diiringi dengan remasan tangannya pada kantung bola zakarnya hingga membuat Thomas mengerang keenakan. Setiap kali Della menambah dorongan jarinya masuk ke dalam lubang anusnya, Thomas menggelinjang lalu mengerang. Sangat erotis untukku, Della ingin merasakan spermanya seperti yang dikatakannya padaku kemudian.

Aku terpesona menyaksikan pertarungan mereka berdua yang terlihat sangat indah dan seksi serta tubuh Thomas yang selalu menggelinjang karena perlakuan Della. Dan akhir dari pertahanannya, dia mengangkat pantatnya naik dari atas karpet dan mengerang keras mengiringi ledakan spermanya. Thomas menahan bagian belakang kepala Della agar tak bergerak. Belum pernah kudengar suara yang seperti ini, Thomas mengerang dengan nyaring, suaranya hampir menyerupai suara serigala. Reaksi tubuh Thomas membakar gairah Della hingga dia tak akan melepaskan Thomas saat dia menghisap habis sperma Thomas hingga tetesan terakhir.

Della menceritakan padaku berulang kali setelahnya bahwa dia menyukai rasa dari spermanya itu. Kupikir memang jelas bahwa Della menyukai apa pun yang dimiliki Thomas. Setelah Thomas cukup pulih, dengan bercanda dia mengatakan bahwa dia telah keluar dengam dahsyat hingga dapat membuat langit-langit ruang keluarga ini jebol jika Della tak menghisapnya tadi. Della suka dengan sikap antusiasnya dan mengatakan bahwa tidak masalah sekeras apa pun dia akan keluar dalam tenggorokannya.

Kami bertiga perlu istirahat dan pergi berendam dengan air panas dalam bak mandi. Aku pikir mereka berdua sudah selesai, tapi mereka mulai saling menyentuh, saat bibir mereka saling melumat, membuatku ereksi keras untuk yang keempat kalinya. Rasanya aneh melihat mereka tak merasakan kelelahan dalam berhubungan seks. Mereka memasuki sebuah level yang baru. Della sedang bercinta dengan Thomas dan aku merasakan cemburu dan terangsang dalam waktu yang sama.

Akhirnya, aku mengajak mereka keluar dari kamar mandi dan meneruskan kesenangan ini. Kami keluar dari kamar mandi dan hisapan Della membuat Thomas mengeras lagi hingga kemudian Della naik ke atas tubuh Thomas yang duduk di atas sofa dan dia menyetubuhinya dengan liar sampai kupikir sofa itu akan patah dibuatnya. Nafas Della terdengar memburu saat dia berusaha meraih orgasmenya lagi dengan cepat. Jelas Thomas tampak belum selesai dengan Della karena saat Della akhirnya rebah dalam pelukannya dengan orgasme yang diraihnya, Thomas langsung mendorong tubuh Della merangkak di atas karpet dan memposisikan dirinya di belakang Della.


Bersambung . . . .

Saya, Mirna dan Adiknya

Waktu itu sudah malam, sekitar pukul 9. Saya dan Mirna baru saja menyelesaikan babak ketiga pertandingan antar jenis kelamin kami yang sudah sekian kali kami lakukan. Kami ada di rumah Mirna, suami Mirna, Andre, sedang tidak berada di rumah, dia pergi tugas luar kota lagi. Sementara istri saya ada di rumah, saya punya banyak alasan kalau dia bertanya macam-macam.

"Mas Vito, aku kok kayaknya nggak pernah bosen ya 'ngewe' sama kamu.." kata Mirna.
"Lha, memangnya kalo sama Andre, bosen..? Kan dia suamimu," jawab saya agak gr.
"Bukannya gitu. Kalo sama Mas Andre gayanya itu-itu saja, dan lagi kontolnya Mas Andre kan nggak sebesar punya Mas Vito," jawab Mirna jujur sambil mengurut batang kemaluan saya yang kembali mengeras.
"Ndak boleh gitu lho Mir. Andre itu kan suamimu, dia baik lagi. Tapi, masa bodo lah, yang penting memek istrinya enak banget. Ya sudah 'ngentot' lagi yuk, mana toketmu, sini, aku mau 'nenen'..!"

Ketika kami mau mulai babak keempat, Vina, anak Mirna yang jadi sering melihat maminya di 'acak-acak', masuk ke kamar.
"Mi, masih main kuda-kudaan ya..? " tanyanya polos.
"Iya, baru mau main lagi, kenapa Vin..? kata Mirna.
"Vina mau bobo, tapi Vina takut, temenin Vina ya Mi, Om Vito main kuda-kudaanya di kamar Vina aja ya..!" pintanya penuh harap.
Ya sudah, akhirnya saya dan Mirna pindah arena ke kamarnya Vina. Sambil masih bertelanjang bulat, kami berusaha menina-bobokan Vina yang katanya tidak kangen sama papinya, dia malah menganggap saya papi kandungnya.

Baru sekitar 10 menit si Vina tertidur dan 3 menit si Mirna menghisap batang kemaluan saya, telephone di kamar Mirna berdering.
"Mas, aku ngangkat telephone dulu ya, kali aja dari Mas Andre." kata Mirna.
"Ya, jangan lama-lama.." jawab saya.

Setelah hampir 5 menit, Mirna balik lagi ke kamar dengan wajah bingung.
"Mas, adikku mau kesini. Dia sudah ada di depan komplek. Gimana nih..?" kata Mirna.
"Siapa..? Si Rere..? Dia bareng suaminya nggak..?" tanya saya berusaha tidak panik.
"Nggak sih, kan dia lagi pisah ranjang sama Gery. Sudah 4 bulan ini." jawab Mirna.
"Ya sudah, kalo dia kesini, ndak apa-apa. Bilang aja aku lagi nemenin kalian. Apa susahnya sih?"

Tidak lama kemudian Rere datang. Dia adalah wanita cantik berusia sekitar 25 tahun, dengan ukuran dada sekitar 34B (hampir sama dengan kakaknya), kulit putih bersih dan hidung yang bangir. Malam itu dia mengenakan 'Tank Top' warna biru ditutup dengan Cardigan hitam dan celana Capri (ketat, sedengkul) warna putih.

"Malam Mbak, Eh.., ada siapa nih..?" kata Rere.
"Ini Mas Vito, tetanggaku. Dia datang kesini mau nemuin Mas Andre, tapi nggak ketemu." Mirna menjawab.
"O iya, kenalin Mas, ini adikku, Rere. Re, ini namanya Mas Vito."
"Rere," katanya sambil bersalaman dengan saya.
"Vito," jawab saya.
"Kamu kenapa kesini..?" kata Mirna, "Tumben-tumbenan, mana malem-malem lagi. Kamu nggak takut apa? Daerah sini rawan pemerkosaan lho..!"

Si Rere menjawab sambil melepas Cardigan-nya dan memamerkan keindahan buah dadanya, yang dapat membuat laki-laki sesak nafas itu, katanya, "Ngapain takut, kalo diperkosa malah seneng. Aku sudah hampir 5 bulan lho Mbak, nggak 'gituan'..!"
"Kamu ini kalo ngomong sembarangan," kata Mirna sambil melirikku, "Kasian Mas Vito tuh, lagi tanggung, nanti dia ngocok disini lagi."
"Tanggung..? Emangnya kalian lagi ngapain..? Wah, macem-macem nih kayaknya..!" tanya Rere penasaran.
Si Mirna menjawab, "Kenapa emangnya..? Mau ikut nimbrung..? Suntikannya Mas Vito besar lho..!"

Saya dari tadi hanya diam dan tersenyum mendengar 'adik' saya dibicarakan dua wanita cantik.
Lalu saya angkat bicara, "Kamu ini ngomong apa sih Mir..? Emangnya kamu sudah pernah liat burungku apa..?" kata saya menggoda.
"Iya nih, Mbak Mirna. Emang udah pernah liat..?" kata Rere.
"Wah, jangan macam-macam deh Mas, mendingan kita lanjutin pertandingan tadi. Kamu mau ikutan nggak Re..?" ajak Mirna sambil kembali melepas dasternya dan melucuti celana pendek saya.
Melihat hal ini, Rere memekik pelan, "Wah, itu kontol..? Gede banget, boleh nyobain ya Mas..?"
"Ya sudah, kamu hisap-hisap ya Re..!" kata saya, "Nah, Mir kesinikan memekmu biar kujilatin..!"

Lalu kami bertiga bermain dengan riang gembira. Saya duduk di sofa, sementara Rere jongkok dan sibuk dengan batang kemaluan saya. Mirna berdiri menghadap saya sambil mengarahkan kepala saya ke liang vaginanya dan menjilatinya sampai kelojotan. Saya tidak sadar waktu Mirna agak bergeser, ternyata Rere sudah tidak mengenakan apa-apa lagi, polos, telanjang bulat dan berusaha menjepit penis saya dengan kedua buah dadanya yang ternyata memang besar dan membuat gerakan naik turun.
"Ya, terus Re, enak banget..!" kata saya, sementara Mirna sudah duduk di sebelah kiri saya sambil mengulum bibir saya.
"Mas Vito, aku mau masukin ke memek ya..!" pinta Rere penuh harap.

Ketika melihat dan mengamati kemaluan Rere, saya agak kaget. Selain botak, vagina Rere juga masih terlihat sempit. Dalam hati saya berpikir, ini kakak beradik punya kemaluan kok ya sama. Lalu Rere membelakangi saya dan memasukkan batang kemaluan saya ke dalam vaginanya yang sempit itu dengan perlahan-lahan. Mirna yang juga sedikit terengah-engah memasukkan jari saya ke dalam liang kemaluannya yang mulai basah.

Rere benar-benar memperlakukan batang kemaluan saya dengan baik. Gerakan maju mundurnya sangat hebat dan terkadang dikombinasi dengan gerakan berputar. Menyikapi hal ini, saya lalu mengangkat badan Rere dan saya balikkan, hingga kami beradu pandang, dengan posisi penis saya tetap di dalam vaginanya yang keset-keset basah. Rere ternyata sangat ahli dengan posisi duduk, dia terus naik turun berusaha mengimbangi hujaman-hujaman penis saya yang makin lama makin dalam menembus pertahanan liang vaginanya.

Setelah hampir 10 menit, Rere berkata, "Mas aku keluar..!"
Tapi herannya dia masih saja menggoyang pantatnya. Sementara itu, Mirna ada di belakang Rere sambil memeluk dan meremas buah dada Rere.

3 menit kemudian, giliran saya yang bilang, "Re, aku mau keluar nih, di dalam apa di luar..?"
"Di luar saja Mas, aku mau minum pejunya," jawab Rere semangat.
"Re, cepat lepas..!" kata saya sambil mengocok batang kemaluan saya dengan cepat dan mengarahkannya ke mulut Rere yang sekarang sudah jongkok di bawah saya.
Ternyata benar, mulut Rere tidak hanya menampung sperma saya yang banyak, tapi juga benar-benar berkumur dan menelannya.

Melihat hal itu, Mirna yang vaginanya tidak aktif, langsung mendekati batang kemaluan saya dan mengulumnya lagi.
Saya yang sudah banjir keringat langsung berkata kepada Mirna, "Mir, yang bersih ya, saya istirahat dulu sebentar."
Sambil Mirna terus disibukkan dengan pekerjaannya, saya menyuruh Rere mendekat dan langsung mengulum bibirnya yang tipis dan beraroma sperma.

Tidak lama kemudian, batang kemaluan saya mulai menegang lagi. Mengetahui perbuatannya berhasil, Mirna dengan tindakan super cepat menarik saya ke lantai dan menyuruh saya telentang. Mirna dengan cepat juga langsung menduduki penis saya dan menjepitnya dengan kemaluannya. Dengan posisi seperti itu, tangan saya diberi kesempatan untuk meremas payudara Mirna dan memainkan putingnya yang agak kecoklatan.

Setelah hampir 10 menit mengerjai batang kemaluan saya, gerakan Mirna mulai agak mengendur. Saya tahu, dia sudah orgasme. Melihat hal ini, saya membalikkan badan Mirna, dan sekarang dia yang telentang. Kedua kaki Mirna yang putih itu saya buka lebar-lebar sambil menusuk vaginanya dengan gerakan yang amat cepat dan teratur. Erangan dan desahan Mirna sudah tidak saya dengarkan sama sekali.

Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah tidak dapat menahankannya lagi. Dengan posisi penis masih di dalam vagina Mirna, saya menyemprotkan cairan sperma saya untuk yang kedua kalinya malam ini. Liang senggama Mirna yang saya perhatikan beberapa hari ini sudah agak melebar, tidak kuat menampung cairan sperma saya yang kental dan banyak. Melihat hal itu, Rere langsung menjilati vagina kakaknya berusaha mendapatkan air mani lagi sambil tangannya mengocok penis saya.

Vina yang sudah tidur rupanya terbangun karena berisik.
"Mami, aku nggak bisa tidur, itu ada siapa..?"
"Eh Vina, ini Tante Rere. Kok kamu nggak tidur..?" tanya Rere sambil menyuruh Vina mendekat.
"Nggak bisa tidur Tante. Mami kenapa..? Kok kakinya terbuka, Mami sakit lagi ya..?" tanya Vina polos.
"Mami nggak sakit. Justru Mami malah sehat, kan Mami habis Om suntik, nanti sebentar lagi juga bangun." jelas saya.

"Kok Tante Rere telanjang juga? Habis disuntik juga ya sama Om Vito?"
"Iya, soalnya Tante lagi sakit memeknya jadi disuntik." kata Rere sambil mengelus vaginanya sendiri.
"Memek apa sih Tan..?" tanya Vina.
Sambil membersihkan kemaluan Mirna, saya berkata ke Vina, "Ini yang namanya memek Vin. Ini gunanya buat masukin jarum suntiknya Om Vito."
"Vina juga punya Om." kata Vina sambil menyingkap rok tidurnya.
"Iya, tapi punya Vina belom boleh disuntik. Nanti kalo sudah besar, boleh deh..!" kata Rere sambil tersenyum.

Selama seminggu Rere menginap di rumah Mirna, kami bertiga hampir tiap malam mengadakan acara begituan bersama. Vina yang selalu melihat aksi kami selalu tertawa kalau saya menyemprotkan sperma ke mulut mami dan tantenya.
"Ha.., ha.., ha.., Mami sama Tante Rere dipipisi Om Vito." katanya lucu.
Pernah sekali waktu, ketika istri saya sedang pergi, Rere main ke rumah dan minta disenggamai di lubang pantat. Karena menarik, saya lakukan saja dan ternyata itu enak sekali, seperti menjebol kemaluan perawan.

Sekali waktu, pernah juga salah seorang teman kantor saya main ke rumah ketika dua kakak beradik itu kebetulan sedang ada di rumah saya. Karena tertarik dengan Mirna, teman saya itu mengajak Mirna main di atas meja makan saya. Saya dan Rere hanya diam dan tertawa melihat teman saya menghajar kemaluan Mirna sampai Mirna mengalami multi orgasme.

TAMAT

Not Enough - 1

Nama saya Andy, 26/m/kota M, saya dan pacar saya keturunan chinese, pacar saya, Yanti 25 tahun. Orangnya cantik, wajahnya alim, polos, bodynya bagus, dadanya ukuran standard, kulitnya putih, dan yang paling mengesankan dari bagian tubuhnya adalah Pantatnya!:) bagi saya sih.. mengalahkan pantat J-LO. Sungguh padat dan berisi. Kalau kami bergandengan berdua, melihat dari tampang kami yang alim, sungguh tidak akan ada yang menyangka bahwa kami menyimpan gairah yang gila didalam diri kami.
Ok dhe, sekian pengenalannya.

Saya dan Yanti pacaran sudah lebih 2 tahun, dan bercinta sudah lebih dari 200x. Kami sangat puas dengan pengalaman sex kami, hanya saja sejak 1 tahun lalu, saya memiliki suatu kelainan yang cukup aneh, saya sangat bergairah jika menghayalkan Yanti bercinta dengan orang lain, tidak perduli siapa, pokoknya dengan membayangkan hal itu, gairah saya meledak. Semula Yanti agak risih dengan fantasi saya, akan tetapi dengan rayuan maut, dia dapat bergairah juga membayangkan hal itu. Singkat cerita, kamipun dapat mewujudkan ide gila tersebut.. dan sampai sekarang, tidak ada yang berubah diantara kami, tetap saling mencintai, dan saling percaya. Semula Yanti takut dianggap selingkuh dan murahan, tetapi bagi saya jika hal itu dilakukan atas pengetahuan dan anjuran saya, bagaimana hal itu dapat dikatakan selingkuh dan murahan? (setuju tidak?) kita cuma menganggapnya: SEX ONLY..

Berikut akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman ML dengan yanti dengan mengikut sertakan pihak ketiga.

Peristiwa Pertama

Kami biasanya bercinta dirumahnya pada saat kedua ortunya bepergian, suatu malam, saya sedang berduaan dirumahnya.. kita lagi bercanda sofa, tiba-tiba dengan genitnya Yanti menyingkapkan kaos saya, menggigit puting saya..
"Hmm.. gila loe.. ntar gua nggak tahan lo.." ucapku asal.
Dia cuman melirik dengan mata binal dan kembali menjilat2 putingku sesekali menghisapnya kuat..
"Agghh.. jangan Yan.. ntar Herry pulang, kita belom tau dia malam ini nginap dirumah temannya ato nggak.."
"Tenang aja.. bentar aja.. masukkan bentar aja.. gua pengen loe muncrat, dah 2 minggu ga liat loe muncrat", kata Yanti enteng, sambil meremas pantatku kuat.

Pembaca, perlu diketahui, Yanti ini walau dari luar kesannya sangat alim, justru menyimpan gairah yang binal, dia suka dimaki sewaktu bercinta, semakin jorok kata-kata yang keluar, dia semakin gila, ditengah permainan dia juga suka dikasari (tapi kita tidak menganut sex sadisme, hanya variasi liar dan kasar). Sementara dalam kehidupan sehari-hari Yanti sangat menjaga tutur katanya, nyaris tidak pernah saya mendengar dia mengucapkan kata kotor kecuali kalau dia sangat marah. Singkatnya alim deh, halus orangnya!
"Nhh.. nggak ah Yan, jangan.. ga enak tiba-tiba Herry pulang, ntar kepergok lagi.."
"Bangsat loe.. tenang aja, kedengaran kok suara motornya kalo dia pulang.. elo konsen aja.. segera keluarin mani loe.. gua lagi haus.. cepet" katanya sambil menurunkan celana pendek saya dan CD saya.

Penis saya yang belum tegang sepenuhnya langsung nongol.. dia cuman meliriknya dengan pandangan binal, sambil menggodanya dengan menyentuhkan ujung lidahnya di kepala penis saya.
"Tuh liat dah keluar cairannya.. elo tenang aja.. laki-laki nggak tau diuntung.. udah bagus gua mau jadi budak kontol loe.." kata-kata yang kasar tapi menggairahkan kembali keluar dari mulutnya..

Kami melakukan ini di rumahnya dilantai 2 disofa ruang keluarganya.. Yanti dengan sangat sangat lihai meng-oral saya. OH ya.. satu hal lagi, Yanti memiliki kemampuan yang sangat Spektakuler dalam oral sex dan Hand JOB, sangat expert! Kalau dia lagi Haid, dan saya butuh, dia hanya butuh 3 menit untuk mengeluarkan mani saya dengan mulutnya, sementara kalau bercinta, saya bisa tahan 30 menit untuk orgasme (Yah.. kami menganggap itu sebagai suatu kelebihan). Kalau berbicara soal ukuran, saya rasa saya tidak dapat membanggakan ukuran saya.. Yahh.. normal lah.. ukuran orang Asia!

"Hmm.. gimana rasanya? cepat bilang! apa yang dirasakan kontol lu sekarang?!", ucap Yanti disela-sela kesibukannya menghisap penis saya.
"Hehe biasa aja.. nggak ada yang spesial" pancingku untuk membangkitkan kemampuannya.
"Bangsat, bagaimana dengan ini..", Yanti langsung menghisap kuat penisku dan melepaskannya, kedengaran suara "PLOP" dihisap kuat lagi sambil disedot2 didalam mulutnya.. Ya ampun ini gua nggak tahan dia pintar sekali..
"Arrhh.." cuman itu yang bisa keluar dari mulutku. Tanganku meremas rambutnya..
"Kalau yang ini bagaimana?" dilepaskannya hisapannya, dikocoknya batangku dengan lihai, sambil menghisap testisku ganas.
"Agghh.." kembali cuma kata itu yang dapat keluar dari mulutku.
"Bagaimana dengan yang ini..?!" ucapnya sambil tetap mengocok batangku dan menghisap putingku.
Saya sangat sensitif dengan puting dada.

Perlu diketahui, semua percakapan kami dengan menggunakan bahasa chinese, tapi disini saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia (yahh tentu supaya pembaca mengerti).
"Ampun Yan.. jangan yang itu.. uggh"
Yanti terus mengocok batangku, sambil menghisapnya dengan lihai.. saya merasakan sperma saya berdesak2 akan keluar..
"Yan.. cepat Yan.. dikit lagi.. gua dah mau muncrat.. plzz.."
"Oh ya.. mau keluar ya.. elo mau keluar dimana.. di tangan gue ato dimulut gue.. hmm" goda Yanti lagi..
"Mulut lu Yan.. mulut.. gua pengen muncrat dimulut loe.."
"Oh ya.. boleh.. boleh.." kata Yanti seraya memperlambat kocokkannya.
Dia ingin menggoda ku, membuat saya memohon-mohon padanya.
"Cepat Yan.. jangan lambat gitu.. plzz.."

"Mau keluar ya..? Kaciaan.. nggak deh.. kalo mau keluar, elo bayar gua dulu.. elo harus anggap gue tuh Pelacur.. gua tuh pelacur.. tau nggak..? 1juta! elo boleh muncrat di mulut gue, gue telan mani loe sampe kering.. mau nggak.." goda Yanti lagi..
"Bangsat nih anak" pikir gue.. soalnya kalo gua janji, bener-bener gua harus kasi 1 juta buat dia.. tapi desakan untuk muncrat udah nggak tertahankan..
"Anjing lo.. Bangsat.. pelacur.. keluarkan gue.. keluarkan mani gue dimulut lu.. cepatt" erangku sambil mendorong kepalanya cepat..
Yanti tidak menunggu lama lagi.. tangan kanannya mengocok batang kemaluan ku.. mulutnya menyedot kepala penis saya.. gerakannya sangat cepat.. gua bener-bener nggak tahan lagi..
"Anjing lo.. gua dah mau keluarr.. aaghh.." saya tekan kepala Yanti dalam2, sedetik itu.. sperma saya dengan derasnya keluar berkali-kali dimulut yanti.. Yanti agak kewalahan menghadapi banyakknya sperma saya.. sampai-sampai mengalir keluar dari mulutnya..

Yanti terus menghisap penis saya.. dan benar, tidak setetespun yang tersisa.. kemudian Yanti terduduk di lantai sambil memperhatikan saya yang sedang meregang menikmati sisa orgasme saya. Dia memandang saya dengan pandangan mata yang aneh.. seolah-olah ikut merasakan apa yang saya rasakan..

Tiba-tiba dengan sangat tiba-tiba, mungkin karena serunya permainan tadi, kami tidak mengetahui ada sosok yang berdiri diatas tangga memperhatikan apa yang kami lakukan tadi. JIMMY! Temannya adik cowo Yanti yang kebetulan disuruh Herry mengambil barang yang ketinggalan dirumah, berdiri menjublak tidak percaya atas apa yang dilihatnya. Tangannya kuat meremas ujung tangga, dengan mulut yang terbuka. Jimmy 23 tahun, teman adik kandung Yanti, sedang berdiri memperhatikan kami.

Bak disambar kereta api.. Yanti sampai menjerit, dan dengan wajah pucat seperti kertas, sementara saya dengan gerak reflek kecepatan cahaya, langsung menaikkan celana saya! Syuutt beres semuanya, seperti tidak ada kejadian apa, hanya saja Yanti tetap duduk didepan saya di lantai, pas di depan selangkangan saya.. dengan sisa sperma masih mengalir dari sela2 mulutnya..

Dengan sekejap pula saya berpikir"wah kesempatan mewujudkan fantasi sex kami bisa terwujud sekarang jika Jimmy diikut sertakan, sekalian dia jadi bisa tutup mulut, kalo dia ikut terlibat, tentu dia nggak berani bilang ke orang lain, masa dia mau pacarnya tau?jadi, sekali tepuk 2 lalat sekalian.. hehe"

Saya merasa kalau ide ini terwujud, Yanti tidak akan keberatan, kami tahu betul Jimmy ini orangnya bagaimana, tidak berandalan, ganteng, tubuhnya atletis, jauh lebih atletis dari tubuhku, dan yang paling penting dapat dipercaya!
"Ehm.. Jim, elo kok bisa masuk?" tanya Yanti mendahuluiku
"Ah? uhh.. eh.. nggak.. sorry.. gue nggak tau.. eh.. Herry kasi kunci rumah ke gue, dia nggak tau lu orang ada dirumah, ada barang ketinggalan.." sahut Jimmy gugup dengan wajah yang nggak kalah pucat.
"Jim, plz jangan bilangin ke orang lain yach, plz ya.." mohon Yanti.
"Nggak deh.. nggak bakal.. percaya deh" sahut Jimmy cepat.

Gue segera kedipin mata ke Yanti, suruh dia pergi bentar, untung Yanti nggak banyak tanya, langsung ngeloyor ke kamar mandi. Gue hampirin Jimmy.
"Jim.. gue tau lu bisa dipercaya, lu mau nggak ikutan?" tanya gue langsung.
"Hah? ikut apa?" masih tanya Jimmy dengan wajah begonya.
Dalam hati gue happy banget, Jimmy ini ganteng.
"Kita ML bertiga mau nggak? gak pa pa kok, Yanti pasti mau, kita sudah lama inginkan hal seperti ini"
"Tapi loe harus janji, ini hanya antara kita bertiga, dan ini cuman SEX, tidak melibatkan perasaan" jelasku.

Singkatnya, setelah segala perjanjian disetujui, dan skenario telah dirancang. Jimmy akan pura-pura pergi, saya dan Yanti akan bercinta, dan Jimmy harus muncul ditengah-tengah permainan.
Setelah Jimmy pura-pura pergi"Yan.. cepet dong.. yang tadi belom selesai.." teriakku.
Yanti keluar dari kamar mandi"Jimmy dah pergi? dia bisa dipercaya?"
Saya tidak menjawab pertanyaannya, langsung gue peluk dia, sampai dia merapat ke dinding, tanpa basa basi, gue turunkan celana dan CD gue.
"Andy.. gila loe ya.. gue masih shock.." protes Yanti.
"Diem aja loe bangsat, hisap kontol gue, lanjutin yang tadi!" sahutku pura-pura garang, sambil menekan pundaknya untuk jongkok menghisap penis gue. Yanti mulai menghisap penis gue yang mulai keras.
Tiba-tiba gue balikkan badan Yanti, langsung gua buka roknya dan CDnya, Yanti dalam posisi menungging, dengan kasar dan buru-buru gue tempelkan penis gue di bibir vaginanya yang sudah terbuka.

"Andy.. jangan dong, gue masih shock.. jang.. aahh"
Yanti belum sempat menyelesaikan kata-katanya, penis gue sudah menghunjam dalam vaginanya. Gue nggak beri dia kesempatan, dengan memegang pinggulnya, gue kocok dengan cepat penisku didalam vaginanya.
"Aaghh.. bangsat lu.. suka-suka lu aja fuck gue.." erang Yanti.

Setelah merasa cukup, gue cabut penisku, dorong Yanti ke sofa, gue kangkangin dadanya sambil jejalkan penis gue ke mulutnya.. selagi Yanti menyedot penisku, gue ambil handuk yang tadi dah gue persiapkan untuk ngikat matanya..
"Andy.. kok.." protes Yanti.
"Stt.. nikmati aja" sahutku cepat.

Yanti yang masih bingung, gue telungkupkan, dan gue masukkan dikit2 kemaluan gue kedalam vaginanya.. masuk dikit, gue cabut lagi.. masuk cabut lagi..
"Arhh.. mau lu apa sehh.. jangan gitu.. masukkin semuanya bangsat.. hunjam dalam-dalam.." protes Yanti.
Pas, saat itu Jimmy datang dengan senyap2, gue tersenyum sambil tetap godain Yanti dengan penetrasi yang setengah-setengah..
"Masukkin dong Dy.. Plzz.." erang Yanti.. yang tidak tahu Jimmy sudah didekat kami.

Segera gue kode Jimmy untuk gantiin posisi gue, dia ngerti, langsung buka pakaiannya sampai bugil, Wow.. kemaluannya sudah tegang.. Hebat nih anak, pikir gue.. Gue kode lagi Jimmy untuk basahkan kemaluannya supaya Yanti nggak curiga. Jimmy pelan-pelan dengan senyap membasahi kemaluannya dengan ludahnya sendiri, hmm batang kemaluannya cukup besar, setidaknya diameternya lebih besar dari punya gue..
"Dy.. cepat dongg.." pinta Yanti.. yang masih dalam keadaan tertutup matanya dan posisi membelakangi kami.

Segera dengan cepat kami berganti posisi.. dengan sangat senyap.. Jimmy langsung menempelkan penisnya di bibir vagina Yanti, gue disamping mereka tidak terlalu jauh, melihat jelas, sekarang pacarku Yanti, orang yang paling gue cintai, sebentar lagi akan dimasuki penis lain, selain penis gue. Yanti masih perawan waktu pertama kali ML sama gue, dan cuman pernah ML sama gue saja, sekarang, sesaat lagi, dia akan merasakan penis yang kedua dalam hidupnya..

Perasaan gue campur aduk, gairah yang meledak2 melihat keadaan itu, cemburu, menyesal, senang.. kayak gado-gado deh.. sekujur badan gue jadi dingin, gemetar.. ketika melihat Jimmy mulai memegang pinggul Yanti.. dan mulai mengesek2 kepala penisnya di bibir vagina Yanti, dan sekarang mulai memasukkan kepala penisnya ke dalam vagina Yanti.. saya sangat bergairah menyaksikan ini semua..
"Masukin dy.. plzz.. tunggu apa lagi..? gue dah lama nggak ngerasain sperma loe muncrat di vagina gue.. plzz.. shake gue.. plzz.. gue pelacur.. gue murahan.. entotin gue plzz.. gue.. aahh" jerit Yanti yang belum menyelesaikan perkataan mesumnya, karena Jimmy sudah menghunjam habis batangnya didalam vagina Yanti.
"Ugghh.. gilaa.. dalam banget.. bangsat loe.. kenapa kontol loe jadi.. ahh" jerit Yanti yang tidak sempat menyelesaikan kata-katanya karena Jimmy dengan cepat mengocok penisnya didalam kemaluan Yanti.

Gue bener hampir pingsan menyaksikan ini, Yantiku yang kucintai sedang merasakan penis yang kedua dalam hidupnya.. dia sedang merasakan kenikmatan yang diberikan oleh orang lain.. dan perasaanku yang amburadul menyadari ada seorang pria yang sedang meraih kenikmatan dengan menggunakan tubuh pacarku yang sangat ku cintai.. kedua orang ini sedang merasakan kenikmatan yang sangat. Jimmy terlihat sangat berusaha menahan erangannya.. Yanti menjadi sangat liar, berteriak tanpa perduli apa yang terjadi..

"Anjing loe.. enak banget.. kontol loe gede banget.. kontol loe tambah gede, tambah perkasa.. bangsat loe.. kenapa jadi begini.. shiitt.. kocok gue cepat.. kasari gue.." ceracau Yanti nggak karuan.
Jimmy tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, langsung menampar pantat Yanti dengan keras, dan menhunjamkan kemaluannya dalam-dalam. Tiba-tiba selagi mereka asik, gue kode Jimmy untuk mundur, gue pengen ngerasain jepitan Yanti, Jimmy mundur teratur, langsung gue gantiin.. gue hunjam dalam penis gue yang agak menciut..

"Ahh.. kok.. kenapa.. kontol loe.."
Belum selesai perkataan Yanti, penisku sudah membengkak kembali didalam vagina Yanti.. gue kocok terus.. dengan kasar dan dalam.. mungkin karena sensasi yang begitu besar, gue merasa sperma gue sudah diujung-ujung mau muncrat.. segera gue kode Jimmy untuk ambil alih.. Jimmy kembali menghajar vagina Yanti..

Ini saatnya Yanti diberi kejutan pikir ku.. segera dengan senyap gue ke hadapan Yanti, pelan-pelan mengarahkan penisku yang sudah mau muncrat ke mulut Yanti.. dengan pelan-pelan.. sementara Jimmy dengan cepatnya tetap mengocok batangnya divagina Yanti.. tiba-tiba, gue pencet mulut Yanti, dan kemaluan gue yang sudah dihadapan Yanti langsung menyeruak masuk dimulutnya.. Yanti tersentak dan reflek membuka penutup matanya..
"Aahh.. loee.. kok..?" Yanti langsung melihat kebelakang, mendapati Jimmy sedang menghunjam vaginanya.. dari parasnya gue tau Yanti sangat shock.. dia langsung melihat ke gue.. dan saat itu..

"ANJING.. loe.. kokk?" belum sempat Yanti menyelesaikan perkataannya.. mulutnya sudah dipenuhi oleh sperma gue yang muncrat dengan banyaknya.. pada saat itu juga, Jimmy sudah mau klimaks juga, dia dengan kasar membalikkan tubuh Yanti, dan tanpa basa basi memasukkan kemaluannya divagina Yanti.. langsung mengocoknya dengan ganas, Yanti yang masih belum menyadari apa yang sedang terjadi, langsung menerima semprotan sperma Jimmy di dadanya.. sangat banyak.. dan sangat mengesankan.. suatu peristiwa yang sangat dahsyat bagi saya..

Setelah segala ketegangan berlalu..
"Yan.. sorry deh.." ucapku
"Iya.. gue juga sorry.." timpal Jimmy
Yanti masih diem aja.. shocknya masih tertinggal.
"Gue jaga rahasia kok.. dan ini cuman kita bertiga yang tau, suerr.. gua juga nggak mau cewe gue tau, mati gue dibunuhnya" ucap Jimmy

Gue kode Jimmy untuk berlalu, Jimmy berlalu, meninggalkan kami berdua.
"Yan.. udahlah.. elo jangan gini deh.. gue cuman mau wujudkan sensasi kita.. gua jamin deh nggak ada yang berubah antara kita.. gue tetap cintai lu, ga ada yang berubah.. percaya lah.. tadi cuman SEX, anggap aja dia tuh vibrator.." jelasku.
Setelah diam lama.. Yanti menyahut"Gua marah nih"
"Plzz.. udah deh.. marah napa?"
"Marah! karena elo napa nggak bilang dari awal.. supaya gue bisa lebih nikmatin kontol Jimmy yang gede" ucap Yanti sambil tertawa..

Pembaca.. dengan tawanya itu.. hilanglah semua ganjalan.. dan tawanya itu menandakan, petualangan baru kami sudah dimulai.

Bersambung . . . . .

Not Enough - 3

Yanti dengan posisi setengah jongkok diatas tempat tidur.. perlahan-lahan.. sangat pelan.. membuka mulutnya.. menghembuskan nafasnya dari mulut.. menerpa ujung kemaluan Wilsen, dan didetik yang lain.. seluruh kemaluan Wilsen telah amblas di mulut pacarku tercinta, Yanti..
"Agghh.." cuma itu yang terdengar dari mulut Wilsen..

Sementara itu.. kemaluan Wilsen tetap terbenam dimulut Yanti.. Yanti tidak bergerak.. hanya membiarkan kemaluan Wilsen bersarang di dalam mulutnya.. Hebat Yanti ini, dia tau cara membuat orang kesurupan dan tergila-gila.. Yanti mulai mengetatkan otot mulutnya.. namun tetap tidak bergerak.. dia merasakan sensasi mengulum kemaluan pria lain selain pacarnya.. dia merasakan dengan jelas.. kedutan-kedutan.. denyutan yang kencang yang berasal dari kemaluan Wilsen.. dia ingin merasakan sensasi ini lebih lama.. Tapi perbuatannya ini membuat 2 orang pria yang disekitarnya menahan nafas, menahan gejolak nafsu.. bertanya-tanya.. apa yang akan diperbuatnya setelah ini..

Setelah puas merasakan denyut-denyut kemaluan Wilsen.. Yanti mulai mengerakkan mulutnya dikemaluan Wilsen.. menarik dan menghisapnya.. dengan perlahan.. seolah mau menarik mulutnya.. tapi dengan tiba-tiba membenamkannya lagi.. menghisap dan menyedot kuat.. didalam mulut Yanti kemaluan Wilsen digelitik oleh lidah liar Yanti.. Yanti sekarang sudah tidak memperdulikan apa-apa lagi.. dia bener-bener menikmati kemaluan orang lain.. sensasi yang dahsyat..

Tiba-tiba Yanti meludahi ujung kemaluan Wilsen.. dan melumurinya disepanjang batang kemaluan Wilsen.. Yanti mulai mengocok batang Wilsen dengan tangannya.. perlahan.. cepat.. perlahan lagi.. sambil sesekali menjilat ujung kemaluan Wilsen.. Tanpa disadarinya.. Yanti ikut mengerang.. bercampur dengan erangan Wilsen.. Wah mereka bener-bener menikmati sensasi ini..

Pembaca.. sungguh sangat menggairahkan suasana saat itu.. erangan mereka berdua.. hmm.. tanpa sadar.. tanganku ikut bermain di kemaluanku yang menjadi keras..
"Yan.. ahh.. plzz.. stop Yan.. gue nggak tahan.. gue dah mau keluar.. plzz.. ugghh.. jangan.." mohon Wilsen yang sperma nya sudah di ujung-ujung..
"Hmm.. ehmm.. nikmati aja.." sahut Yanti singkat.. tanpa memperdulikan Wilsen yang sudah mau keluar..
"Jangan.. gue masih belum menghunjamkan kontol gue di Vag loe.. belum merasakan jepitan dan pijatan vag loe.. jangan.. uhh" ceracau Wilsen yang tidak begitu yakin apakah harus menghentikan kenikmatan ini..

Yanti menjerit-jerit kecil.. sambil mengocok kemaluan Wilsen dengan cepatnya tanpa belas kasihan.. gue nggak mengerti.. napa Yanti tidak menghentikan kocokannya.. Yahh.. mungkin dia ingin pamer kemampuannya..
"Enak..? enak bangsat.. ini yang loe mau khan? loe mau ini khan? elo dah lama inginkan ini kan? bangsat loe.. napa mau berhenti.. keluarkan.. cepat keluarkan.. gue izinin loe keluar.. muncrat dimulut gue.. didada gue.. cepat.." erang Yanti..

Wilsen menjerit keras.. dia tidak dapat membendung lagi arus spermanya.. diremasnya rambut Yanti..

"AAGGHH.. AANJING LOOEE.. Pelacurr.." jerit Wilsen.. tepat saat itu.. Yanti merasakan kedutan yang dahsyat ditangannya yang sedang mengocok kemaluan Wilsen.. dan sedetik kemudian.. terdengar teriakan 3 orang.. Wilsen.. Yanti.. dan Gue..
Wilsen muncrat dengan dahsyatnya di mulut Yanti yang sedang menjilat kepala penis Wilsen.. muncrat terus.. seolah tidak habis-habisnya.. muncrat ke wajah Yanti.. lehernya.. dadanya.. yang terbuka sebagian.. sangat kental pembaca.. kental dan banyak.. inilah akibat menahan sensasi yang sudah lama dipendam..

Penis Wilsen mengecil secara perlahan ditangan Yanti.. yang masih menggenggam kemaluan Wilsen.. pemandangan yang sangat spektakuler.. Yanti dengan wajah yang tidak percaya.. Wilsen juga.. gue juga.. Yanti dengan tangan berlepotan sperma.. dan masih menggenggam kemaluan Wilsen yang menciut.. Wajah.. mulut.. leher dan dada Yanti berlepotan sperma Wilsen..

Kita bertiga terdiam lama.. Wilsen terjatuh baring ditempat tidur dengan sperma yang berlepotan.. Yanti.. yang sedang termangu dan perlahan membersihkan dirinya dengan handuk.. gue.. yang terduduk ditempat tidur.. dengan tangan masih menggenggam kemaluan gue..

Perlahan.. dan tidak terduga.. Yanti perlahan-lahan.. membuka bajunya.. Yanti telanjang.. dengan dada yang montok.. padat.. putingnya yang kecil.. pantatnya yang sekal.. berdiri seolah ingin memamerkan tubuhnya.. rambut kemaluannya yang tipis menggoda.. Oh.. jangankan Wilsen.. gue aja yang sudah sering melihat tubuhnya.. kali ini merasa sangat berdebar.. Yanti telanjang didepan 2 orang cowo.. dengan body language yang hebat.. merangsang.. dengan tatapan matanya yang redup, nanar, dan liar..

Tiba-tiba.. dengan tidak diduga oleh kami 2 orang cowo.. Yanti mengambil posisi membelakangi kami.. dan menekukkan lututnya diatas sofa.. Yanti menungging.. tangannya memegang kepala sofa.. lututnya diatas sofa.. kaki nya terkangkang lebar.. Uhh.. pantatnya yang sexy terlihat.. dan yang paling spektakuler.. celah vaginanya terbuka lebar menghadap kami..

Sungguh kejutan yang dahsyat.. gue sendiri tidak menyangka Yanti akan mengambil posisi seperti itu..
Yanti seolah-olah hendak berkata, "Inilah liang ku.. siapa yang ingin merasakan jepitannya.. inilah liangku.. siapa yang akan menumpahkan spermanya didalam ini..?"
Wilsen yang baru meraih kenikmatannya.. langsung mangambil posisi duduk.. memandang ke arah Yanti.. seolah ingin berkata, "Bangsat.. sengaja ya.. mau mempermainkan gue.. godain gue.. siaall" tentu saja sial.. spermanya baru keluar.. tentu nggak bisa lagi sekarang menikmati tubuh Yanti.. hehe sekarang giliran gue..

Gue menghampiri Yanti yang sedang pamer di sofa.. gue hampiri dari belakang.. penis gue yang sudah tegang.. gue arahkan diliangnya.. Yanti tidak berbalik melihat siapa yang sedang menempelkan penisnya.. Dengan sekali hentakan.. masuklah seluruh batang kemaluan ku didalam vag Yanti.. Yanti menjerit kecil.. kepalanya terdongak.. gue jambak rambutnya.. sambil shake penis gue didalam vag Yanti yang jauh lebih kesat daripada tadi.. maybe nafsunya udah dipuncak..

Erangan kami.. desahan nafas kami bersatu.. menimbulkan sensasi bagi yang mendengarnya.. sejenak gue melirik kearah Wilsen.. yang sibuk seolah menyuruh kemaluannya tegang kembali.. hahaha kasian banget dia.. lagi enak-enaknya tiba-tiba Yanti bergerak menjauh.. sehingga kemaluanku tercabut dari vaginanya.. gue jadi penasaran.. napa lagi nih anak.. Rupanya Yanti bergerak menuju tempat tidur, dimana Wilsen masih terbaring.. dia jalan begitu aja melewatiku.. seolah tidak perduli denganku yang lagi heran..

Dia segera menghampiri Wilsen yang tidak kalah bingungnya.. tiba-tiba Yanti mengangkangi wajah dada Wilsen.. Yanti mengesek-gesekkan Vaginanya yang basah kuyup di dada Wilsen.. Wilsen gelagapan.. terkejut.. karena dada nya digesek oleh vagina yang selama ini dia impikan.. dan sekarang vagina itu tepat berada didepan wajahnya.. Yanti segera mengangkangi wajah Wilsen.. membenamkan vaginanya di wajah Wilsen.. Gue cuman terlongo melihat binalnya pacarku ini.. Yanti seolah tidak perduli bahwa dibawahnya itu adalah Wilsen.. dia terus membenam2kan vaginanya di wajah Wilsen.. tanpa memperdulikan.. apa Wilsen dibawah itu bisa mati kehabisan nafas ato nggak.. Puas dengan itu, Yanti menarik tangan Wilsen.. dan menyentuhkannya didadanya.. Wilsen hanya terbuka mulutnya merasakan sensasi ini.. tapi usaha Yanti berhasil sepertinya.. terlihat batang kemaluan Wilsen mulai berubah bentuk.. walau tidak penuh..

Kemudian.. Yanti meraih tangan Wilsen yang satunya lagi.. dan mengarahkan tangan itu memasuki liang kemaluannya.. Jleb.. 2 jari Wilsen terbenam.. Yanti menjerit kecil.. sambil tersenyum..
"Gimana sen..? hmm? gimana.. elo sanggup lagi?"
Wilsen belum sempat menjawab.. tiba-tiba Yanti sudah berada diantara selangkangan Wilsen.. kembali menghisap-hisap kemaluan Wilsen.. yang menjadi tegang.. Dikocoknya dengan cepat.. dan berseni..

Yanti segera menduduki kemaluan Wilsen.. pas diatasnya.. diduduki oleh pelacurku ini.. Sungguh nakal.. Yanti tidak segera memasukkan penis Wilsen di liangnya.. melainkan hanya menggeseknya saja..
"Ampuunn.. Yan.. kasih gue rasakan didalam vag loe Yan.. plzz.." mohon Wilsen..
"Nikmati aja bangsat.. diam aja loe.. nikmatin aja.. kalo lu banyak bicara.. gue cabut ntar.." erang Yanti yang sedang menikmati sensasi memegang kendali..

Merasa sudah cukup puas menyiksa Wilsen.. Yanti mengangkat pantatnya sedikit.. meraih penis Wilsen yang sudah cukup tegang.. Yanti meletakkan tepat dibibir vag. nya.. perlahan.. Yanti menurunkan Pantatnya.. kepala penis Wilsen melesak sedikit menyeruak masuk membelah liang Yanti.. Keduanya menjerit.. Yanti langsung mencabutnya.. mengeseknya lagi.. melesakkannya sedikit lagi.. Wilsen seperti orang kesetanan.. mulutnya menceracau tidak jelas.. Yanti dengan tenang.. mengarahkannya lagi.. dan dengan tiba-tiba..
"Aagghh.. shitt", Yanti menjerit.. begitu seluruh batang kemaluan Wilsen terbenam didalam vag. nya..
"Yann.. gilaa.. ketat banget.. uhh.. sempit.. hangatt.. gue.. aahh.." tidak jelas ucapan Wilsen.

Yanti seperti orang kesetanan.. seolah tidak perduli pada pasangannya dibawah.. Yanti bergerak sangat cepat.. mengocok vag nya sendiri dengan penis Wilsen.. kelihatannya Yanti tidak perduli apa yang dirasakan Wilsen.. Yanti sekarang sangat liar.. Yanti hanya mencari kenikmatan untuk dirinya.. Wilsen segera mengambil inisiatif.. mulai meremas dada Yanti.. untuk mengalihkan perhatiannya pada orgasme.. Wilsen merasa sedikit direndahkan.. semula dia yang ingin memperbudak Yantiku.. sekarang dia yang diperbudak oleh Yantiku.. Yanti tidak berhenti sekejappun.. terus mengocok vagnya.. menjerit-jerit.. meremas dadanya sendiri.. Gue nggak tahan melihat ini semua.. gue hampiri mereka.. gue jejalkan kemaluan gue dimulut Yanti.. yang dengan antusias dihisap oleh Yanti..

Tiba-tiba.. Wilsen mendorong tubuh Yanti.. Yanti terbaring ditempat tidur.. Wilsen langsung menjejalkan kemaluannya di vag Yanti.. dan memompanya.. sambil meremas-remas dada Yanti..
"Yan.. uuhh.. Yann.. gila banget.. vag lu.. ugghh" ceracau Wilsen
"Bangsat lo.. kentot gue.. puaskan gue.. bangsat loe.." jerit Yanti..
Gue segera membenamkan penis gue di mulut Yanti.. gilaa.. enak bangett.. Gue mau keluar.. shitt..

Pada saat itu.. Wilsen.. mengerang hebat.. meremas dada Yanti dengan kuat..
"YAAN.. gue mau.. aarrhh" belum sempat dia menyelesaikan perkataannya.. tubuhnya mengejang hebat.. tersentak-sentak.. mengeluarkan maninya didalam liang Yantiku..
Yanti menjerit kuat.. merasakan semprotan Sperma Wilsen didalam liangnya.. Saat itu gue udah hampir keluar juga.. segera gue dorong Wilsen.. dan tanpa basa basi.. gue hunjamkan cepat kemaluan gue didalam Vag Yanti.. yang masih berlepotan Sperma Wilsen..

Tidak lama.. tidak lama.. gue jadi orang kedua yang mengejang diatas tubuh Yanti.. jadi orang kedua yang merasakan kenikmatan berejakulasi didalam tubuh Yanti.. Teriakan kami bersatu.. Yanti merasakan sperma kedua yang menyemprot didalam liangnya.. dengan derasnya.. kita berteriak..

Kami bertiga terbaring lemas ditempat tidur.. dengan kemaluan masing-masing yang berlepotan sperma.. terlihat campuran sperma gue dan Wilsen keluar mengalir dari liang Yanti..

Bersambung . . . .

Not Enough - 2

Semenjak peristiwa itu, Jimmy pernah menelepon gue dan ngajak main bareng lagi, tapi kami tolak dengan tegas, kami punya komitmen, sekali untuk seorang, tidak boleh berulang dengan orang yang sama. Bukan tidak percaya pada Yanti, hanya saja untuk mencegah orang lain memiliki perasaan kepada Yanti, karena Yanti ini sangat dahsyat dalam bercinta, siapa yang pernah merasakan tubuh Yanti, pasti akan kecanduan, percaya deh pembaca.. atau diantara pembaca ada yang berminat dikeluarin spermanya oleh Yanti? He he he

2 minggu sejak peristiwa itu, kami mulai memikirkan mangsa baru lagi, kali ini Yanti yang agak heboh, pengen merasakan ML bareng yang sebenarnya, soalnya waktu itu, dia nggak bener2 menikmatinya. Tapi kami masih bingung, lelaki mana yang akan beruntung kali ini?kami belum menemukan orang yang tepat. Praktis sejak peristiwa malam itu, kami tidak melakukan hubungan badan, soalnya pengen rame-rame seh.

Gue punya seorang teman yang akrab, namanya Wilsen. Wilsen ini orangnya agak-agak loser, walau otaknya encer, tapi loser deh. Orangnya baik, tidak ganteng, agak pendek, dan banyak bulu. 2 tahun lalu Wilsen ini melepas perjakanya dengan seorang pelacur seharga 80ribu!Semenjak itu, selalu mengumbar nafsunya sama para pelacur, tetapi tetap menyimpan keinginan yang begitu besar untuk bercinta dengan cewe baik-baik, dan tidak pernah kesampaian tentu saja. Orangnya jelek amat seh.

Sudah sejak lama temanku ini menyimpan obsesi yang begitu besar kepada Yanti. Sebagai teman, walau dia tidak pernah mengatakannya secara langsung kepadaku, tapi jelas gue tau obsesinya, baik dari saat dia bercanda atau saat dia memandang Yanti.

Suatu hari, sabtu siang, gue bersama Yanti sedang menikmati weekend disebuah hotel berbintang dikota kami. Rencana kami sebenarnya gila. Saking tidak ada cowo yang tepat untuk diajak main bareng, kita berencana untuk menggoda room boy hotel untuk ML mah Yanti. Tetapi kami masih sangsi untuk melakukannya. Perjanjian tetap perjanjian, kami tidak boleh ML berdua saja, harus bertiga. Sekarang kami lagi bingung memilih, cowo yang tepat untuk weekend ini.

Dikamar hotel, Yanti hanya memakai baju tidur dan tidak memakai pelindung didalam sama sekali.
"Dy.. mana upeti mu? udah 2 minggu nih.. udahlah, kita nggak usah sama cowo lain.." rengek Yanti.
"Sabar dong.. masih siang neh.. ntar malam kita ke disco deh, nyariin yang tepat buat lu"
"Nggak deh.. nggak bakal ketemu, tampang kita baek baek, mana ada yang ketarik.. sekarang aja deh, room boy juga nggak pa pa" ucap Yanti sambil meremas penisku yang masih kecil.

Tiba-tiba muncul ide gila gue.. diem-diem gue SMS ke Wilsen"Sen.. datang ke hotel xx kamar 703, gue ada kejutan buat loe, dalam 30 min harus nyampe loe".
Gue nggak gitu yakin ide ini bagus, Yanti emang senang tiap kali gue bilang Wilsen syur mah dia, dan sering onani bayangin dia. Gue juga nggak tau apa Yanti mau mah Wilsen, tapi gue cuek aja, ada sensasi sih, lihatin cewe gue di fuck mah teman gue yang udah kebelet amat mah Yanti. He he he Jahil emang.

Membayangkan beauty and the beast bakal bercinta, penis gue tiba-tiba bereaksi, walau belum keras penuh, langsung gue tindih tubuh Yanti, tanpa basa basi, gue singkap daster bawah Yanti, dan segera gue masukkan batang kemaluan gue.
"Agghh Gila loe ya.. sakit tau.. jangan ahh" jerit Yanti
"Diem aja loe.. gua nggak tahan lagi.." ucapku sambil menarik keluar penisku dan menghunjamkannya lagi.

Vag Yanti emang dahsyat, baru begitu saja udah langsung ready to fuck, cairannya sudah keluar, gue dengan bernafsu membayangkan sebentar lagi Yanti akan merasakan penis yang ketiga dalam hidupnya. Yanti menjerit-jerit nikmat, pada saat itu gue nggak sadar lagi, berbareng rasa cemburu dan sensasi yang begitu dahsyat, gue kocok dengan dahsyatnya dengan kasar dan liar, tiba-tiba gue tampar wajah Yanti..
"Anjing lu.. pelacur.. elo pengen kontol..? huh? pengen berapa kontol? murahan!" maki ku sambil menampar wajahnya lagi..

Yanti hendak membalas menampar wajahku, dengan sigap gue tangkap kedua tangannya, dan tetap menghajar kasar vag nya, gue nggak peduli dia adalah orang yang kucintai, saat ini gue cuman menganggap dia pelacur! Yanti tidak berdaya dibawah gue, matanya liar menatapku, tangannya kucengkeram kuat, tiba-tiba gue pencet mulutnya sampe terbuka, phuii.. gue ludahin mulutnya.. gue teteskan ludah gue ke dalam mulutnya.. Perlakuan kasar gue ini rupanya membuat Yanti seperti orang kesurupan, dia dengan ganas menggoyang pinggulnya dan mencakar punggungku. Kami bercinta seperti orang gila.

Tiba-tiba.."Ding.. Dong..", bel berbunyi.. kami terdiam.. gue tau itu Wilsen yang datang, Yanti masih bingung.. antara kesal karena nafsunya yang lagi tanggung dan heran, siang-siang gini siapa yang datang?
"Elo tenang aja, baring aja.. jangan tutup vag loe.. gue liat bentar siapa yang datang.. ingat jangan tutup vag loe.. biarkan terbuka.. pelacur murahan.." canda ku.. Yanti cuman meringis..
Begitu pintu terbuka, gue bisikkan ke Wilsen"Sen, Yanti lagi terbaring, nafsunya lagi tinggi.. gue kasi kesempatan sekali seumur hidup buat loe.."
"Heh? anjing loe? yang bener? gue bole.." ucap Wilsen yang masih bingung.
"Nggak mau loe? ini cuman sekali seumur hidup loe.. tapi ingat.. ini cuman sex, dan cuman diantara kita aja, ini cuman sekali saja!"

Wilsen tidak dapat menyembunyikan rasa gugupnya.. dia gemetar seperti orang kedinginan. Gue tutup pintu kamar, terdengar suara Yanti"Siapa sayy? cepat kemari dong.. vag gue dah terbuka lebar neh.."
Wilsen hampir pingsan mendengar itu.. dia nggak berani bersuara.. tangannya yang satu menopang ke dinding, takut jatuh kali dia. Tidak lama kemudian, gue mah Wilsen dah muncul didepan Yanti..

Senyap.. sunyi.. kita bertiga terdiam.. saling memandang.. kemudian dengan kecepatan 1/1000 detik, Yanti menyambar selimut menutupi badannya..
"Dy.. GILA LOE YAA" jerit Yanti agak histeris.
Wilsen langsung pucat wajahnya.. jakunnya turun naik..
"Eh.. gue cabut dulu deh.." masih dalam keadaan gemetar yang amat sangat.
"Huahahaha.. jangan dong Sen.., Yan.. ini Wilsen udah lama pengen nyobain loe.. loe kasi dia pengalaman sekali seumur hidup deh.." ucapku enteng sambil melangkah duduk di sofa. Wilsen masih tetap di posisinya, sangat teguh, seolah kakinya terpatri dilantai.
Nafasnya ngos-ngosan.. menderu-deru bak angin topan.. nafsunya sudah di ubun-ubun..

Gue tarik Yanti keluar dari selimut.. Yanti masih tetap menutup wajahnya dengan kedua tangannya..
Perlahan gue bisikkan ke Yanti"Tenang aja say.. apa loe nggak merasa sensasi yang dahsyat, loe fuck mah orang yang dah lama jadi pengagum loe, yang tiap hari onani dengan ngebayangin loe? elo bakal membuat dia merasakan peristiwa terhebat dalam hidupnya.. mani nya bakal muncrat di tubuh loe.. waktu itu, dia seolah nggak percaya.."
Berhasil! Yanti cukup terangsang dengan kata-kata mautku tadi.. perlahan dia melepaskan tangannya.. dan memandang Wilsen yang masih gemetar.. tiba-tiba Yanti ketawa..
"Ha ha ha.. Sen kok gemetar gitu? oke deh.. relax aja.." ucap Yanti, namun gemetarnya Wilsen tetap nggak berkurang.

Gue ambil inisiatif untuk mencairkan suasana. Gue lepaskan handuk yang membungkus penis gue, penis gue yang lemes segera menggantung keluar.. gue tarik Yanti untuk duduk di pinggir tempat tidur, gue arahkan penis gue yang masih lemes ke mulutnya.. agak ragu.. Yanti membuka mulutnya, dan menerima penisku masuk ke mulutnya.. dihisapnya perlahan.. disedot-sedotnya.. hmm nikmat sekali.. sesekali gue lihat Yanti sambil menghisap penis gue, sambil melirik ke arah Wilsen.. gue tau ini saatnya..

Gue cabut penis gue dari mulut Yanti.. gue tarik Wilsen ke posisi gue.. wajah Yanti tepat di depat kemaluan Wilsen yang masih terbungkus rapi. Mereka secara bergantian menatap wajah gue yang senyum-senyum aja.
"Yan.. elo tau nggak.. gue tuh dah lama menghayalkan ada peristiwa seperti ini.." ucap Wilsen sambil gemetaran.
Yanti masih tetap diam, hanya memandang lurus ke arah kemaluan Wilsen yang terbungkus jeansnya. Wilsen berdiri tepat didepan Yanti yang duduk di pinggir tempat tidur.
"Emang loe.. sering hayalin apa ttg gue?" jawab Yanti tiba-tiba.
"Andy sering cerita kemampuan loe yang dahsyat dalam bercinta, hisapan mulut loe, gue pengen coba.."
"Ok deh.. gue wujudkan hayalan loe sekarang.. tapi ada syaratnya.. elo nggak bole menyentuh gue sebelom gue suruh.. elo diam aja.. nikmatin aja.. setuju?"
"Hah? kok.. ok deh.." ucap Wilsen bingung..

Gue duduk di tempat tidur menyaksikan pemandangan yang spektakuler.. Yanti duduk dipinggir tempat tidur.. dengan wajah yang berjarak 15cm dari kemaluan Wilsen yang masih terbungkus.. Wilsen berdiri dihadapan Yanti. Gue sangat terangsang melihat posisi awal ini.. dimana sebentar lagi.. Yanti pacarku, akan memberikan kenikmatan yang dahsyat kepada laki-laki lain. Perlahan terlihat tangan kanan Yanti terangkat, menyentuh kemaluan Wilsen dari luar celananya..
"Dah keras ya? cepat amat?" sindir Yanti..
Wilsen cuma diam aja.. dan tetap gemetar.

Yanti mengelus-elus lembut kemaluan Wilsen dari luar.. meremasnya perlahan.. wajah Wilsen merah padam, sementara Yanti sudah dapat mengontrol dirinya.. Yanti sangat relax.. nafasnya agak memburu, merasakan sensasi yang hebat, mungkin dia menyadari sebentar lagi dia akan memuaskan penggemarnya. Dengan perlahan.. sangat perlahan Yanti menurunkan ritslueting jeans Wilsen.. membuka kancing jeansnya.. dan dengan gerakan sangat perlahan, jeans Wilsen jatuh ke lantai. Suasana sangat senyap, yang terdengar hanya deru nafas Wilsen.. Yanti memainkan telunjuknya di kemaluan Wilsen yang masih terbungkus CD..

"Sudah sangat keras.. Sen.. elo mau muncrat di mulut gue ato di vag gue..?" ucap Yanti dengan suara yang serak namun seksi, terasa suara Yanti yang berat, tandanya dia juga nggak kuat menahan sensasi.. Yanti tetap mengelus-elus kemaluan Wilsen sambil menatap sexy mata Wilsen.. Wilsen cuma diam.. seolah tidak berani bernafas.. dia tidak menjawab pertanyaan Yanti..
"Elo mau nggak.. kontol lu ini.. gue masukkin di mulut gue? hmm?" goda Yanti.. sambil tetap menatap Wilsen.. dan tangannya tetap mengelus-elus kemaluan Wilsen.
"Mau nggak.. gue hisap? gue sedot-sedot didalam mulut gue?" goda Yanti dengan nakalnya.

Terlihat Wilsen sangat gemetar mendengar kata-kata Yanti.. Gue jadi yakin bener.. spermanya tuan Wilsen ini sudah mau muncrat akibat sensasi ini. Tiba-tiba.. Yanti mendekatkan wajahnya dikemaluan Wilsen.. walau masih terbungkus Cd, hembusan nafas Yanti mengelitik kemaluannya.. Yanti menjulurkan lidahnya.. menyentuh kepala penis Wilsen.. secara tidak diduga.. Yanti dengan agak ganas.. melumat-lumat batang kemaluan Wilsen dari luar.. Wilsen mengerang hebat.

Yanti menghentikan kegiatannya.. memandang lurus hasil perbuatannya.. Penis Wilsen terbayang jelas, tercetak jelas dari luar CD nya yang telah basah kuyup oleh ludah Yanti.. hmm tidak terlalu besar.. kepunyaan ku lebih besar. Gue yakin pada saat itu, Yanti juga berpikiran sama..
"Gimana Sen? enak nggak? mau rasakan langsung kontol loe ini masuk dimulut gue? merasakan hisapan gue.. hangatnya berada didalam mulut gue?" goda Yanti lagi.
Wilsen cuman mengangguk.. seperti memohon dengan sangat..

Yanti, menurunkan CD Wilsen.. wow.. sekarang Wilsen terbuka polos dibagian bawah.. gila.. kemaluannya tegak keatas, keras.. walau tidak besar, namun urat-uratnya menonjol semua.. rambut kemaluannya lebat.. sangat lebat.. menimbulkan aroma yang khas.. aroma kejantanan pria. Yanti, untuk pertama kalinya merasakan aroma kemaluan pria selain kepunyaan ku, menimbulkan sensasi yang meledak didadanya..

Wilsen belum sunat, walau sudah tegang penuh, masih ada sedikit kulit yang menutupi kepala penisnya.. Yanti mengambil inisiatif, dengan tangan kanannya.. Yanti menyentuh ujung kemaluan Wilsen yang langsung gemetar hebat.. Perlahan-lahan.. Yanti menarik turun kulit yang menyelimuti kepala penis Wilsen.. Yanti tersenyum nakal, melirik ke arah gue yang juga sedang menahan nafas menyaksikan ini semua..

Bersambung . . . . .

Not Enough - 4

Peristiwa Ketiga, Dengan Sang Boss

3 minggu berlalu semenjak peristiwa di hotel. Dalam 3 minggu ini, Wilsen menelepon lebih dari 5 kali, membujukku untuk mengulangi kejadian itu, akan tetapi komitmen tetap komitmen, sekali untuk satu orang.

Dalam 3 minggu ini, kita bercinta biasa-biasa aja, tidak melibatkan pihak ketiga.. namun sebelum memulai, kami sering mengulangi cerita kejadian di hotel dengan Wilsen, untuk membangkitkan gairah. Rupanya pembaca, waktu di hotel, tanpa sepengetahuan saya, ketika saya tidur pulas setelah pertempuran itu, Wilsen masih sempat-sempatnya "Menghajar" Yanti dikamar mandi sekali lagi, ketika Yanti sedang mandi.. Yahh.. walau tidak dalam keadaan penis yang sempurna..:)

Ketika malamnya, Wilsen akan pulang meninggalkan kami berdua, Wilsen masih tidak rela melepaskan Yantiku yang cantik ini, dia memohon-mohon ke Yanti dan ke gue untuk dioralkan oleh Yanti.. Yah.. terpaksa mulut Yanti berlepotan oleh sperma Wilsen untuk yang terakhir kalinya.

Pengalaman kali ini, saya tidak ikut serta, karena sewaktu kejadian ini terjadi, saya kebetulan sedang tugas ke luar kota.. berikut adalah yang diceritakan Yanti kepadaku setelah aku pulang ke kota M.

Yanti bekerja diperusahaan biro perjalanan (Travel Agency) yang cukup terkenal di kota M, sudah lama memang Yanti memberitahu aku bahwa, Bos nya Pak Wono sepertinya menaruh perhatian kepadanya yang agak berlebihan, kadang-kadang memberi bonus gaji yang jumlahnya mencapai 3x lipat gajinya, namun selalu dikembalikan oleh Yanti. Yantiku ini bukan orang yang sembarangan, bukan cewe murahan, dia hanya mau bercinta dengan aku pacarnya, atau dengan orang lain, namun dengan sepengetahuanku.

Pak Wono sering dengan terus terang mengajak Yanti untuk check in di hotel, walau penyampaiannya dengan gurauan, namun Yanti tau jelas, memang itu maunya.. Soalnya hampir semua cewe di travel itu pernah di"Pakai" oleh Pak Wono, hanya Yanti yang termasuk cantik yang masih belum dapat dinikmati oleh bandot tua ini. Bandot tua ini, berperawakan tinggi besar, gemuk, perut besar, yahh tampang Boss lah. Tetapi menurut teman Yanti yang pernah bercinta dengan Pak Wono ini, penis Pak Wono termasuk besar, walau jarang bisa keras 100%, namun ukuran panjang dan diameternya tergolong besar.

Singkatnya, suatu hari, aku sedang keluar kota selama 1 minggu, Yanti tetap bekerja seperti biasanya, tiba-tiba Yanti dipanggil ke dalam kantor Pak Wono,

"Yan, laporan keuangan bulan lalu, kok nggak diserahkan sama saya.." tanya Pak Wono
"Iya Pak, belum selesai, sedang dikerjakan oleh Jenny.. ntar saya suruh dia cepat.." ucap Yanti cepat.
Yanti gugup karena saat bertanya mata Pak Wono terus bersarang ke arah dada Yanti yang memang memakai baju agak turun dada kali ini, sehingga belahannya walau sedikit, tetap kelihatan.
"Oh ya.. beberapa hari ini, saya lihat, kamu pulang sendirian, mana pacar kamu?"
"Pacar saya lagi keluar kota Pak, lusa udah balik kok.." jawab Yanti
"Wahh.. tar malam, kamu sendiri donk?ini malam minggu khan? Apa kamu mau..?"
"Nggak deh Pak, saya ada janji mah teman ntar malam!" Yanti memotong ucapan Pak Wono.

Yanti segera keluar dari kantor Pak Wono, dengan wajah yang masam.. Waktu berlalu sampai saatnya pulang kerja.
Yanti berdiri di trotoar menunggu taxi.. tiba-tiba..
"Yan, naik.. saya antar kamu pulang.. diujung jalan macet, nggak ada taxy yang lewat, mana udah mulai hujan nih" tiba-tiba Pak Wono muncul tepat didepan Yanti, mengajak Yanti ikut.
"Ngg nggak deh Pak, saya dijemput kok.. lagian.." Belum selesai Yanti berkata, tiba-tiba Dhuaarr.. Hujan turun dengan derasnya.. tidak tanggung-tanggung..
"Cepat naik.. basah ntarr.." desak Pak Wono.

Mau tidak mau, Yanti terpaksa naik ke mobil Pak Wono.. Pak Wono cuma senyum-senyum, senyum kemenangan kali! Sepanjang jalan, mereka cuma diam.. diam.. dan diam..
"Yan.. kamu.." tiba-tiba Pak Wono membuka pembicaraan.
"Kamu kenapa sih, selalu ketus sama saya? Kamu tahu tidak, saya sudah sejak lama terobsesi sama kamu.." ucap Pak Wono terus terang.
"Bapak ini gimana sih.. saya ini kan seumur anak Bapak, lagian saya sudah punya pacar, terobsesi gimana? terobsesi punya anak seperti saya?" Sahut Yanti ringan..
Namun Yanti sendiri tahu dia sudah salah bicara, jelas ini suatu jawaban untuk semakin memberi bandot tua ini kesempatan.

"Ahh.. kamu ini, bukan gitu.. terus terang aja yah.. Yanti.. Bapak pengen bercinta sama kamu.. dan cuma kita berdua yang tahu.. Bapak janji deh.. trus Bapak tahu Yanti bukan tipe cewe yang bisa dibayar, jadi Bapak cuma minta kemurahan hati kamu.. melayani Bapak, mewujudkan obsesi Bapak.."
"Terus terang Yan, Bapak kalau lagi bercinta sama perempuan lain, selalu membayangkan kamu.. jadi tolong Bapak deh, sekali ini saja.." Mohon Pak Wono, yang terus terang saja.. perkataan Pak Wono cukup membakar gairah Yanti..
"Sialan nih bandot, kata-katanya buat gue tersanjung.. gue jadi bergairah.. jangan-jangan vagina gue dah basah neh.. tapi nggak ah.. biar gimana pun nggak boleh selingkuh.." Pikir Yanti dalam hati.
"Nggak deh Pak, nggak bisa.. bener nggak bisa.." jawab Yanti.
"Kenapa.. kan cuma kita yang tahu.." desak Pak Wono.
"Nggak Pak.. nggak bisa.. pokoknya nggak bisa..!" Tegas Yanti.
"OK deh.. kalau gitu Bapak minta dikasih lihat dada Yanti aja deh.. Dada kamu sangat bagus.." desak Pak Wono lagi.
"Tidak Pak.. tidak bisa.. saya bukan perempuan seperti itu.. OK deh.. Bapak turunkan saya sekarang.." ucap Yanti yang tidak menyadari Pak Wono sudah membawa mobilnya ke suatu lokasi perumahan yang sedang dibangun, dan sangat sunyi.

Tiba-tiba Pak Wono berhenti, dan Clik.. central Lock.. Yanti terperangkap didalam mobil! Suasana sangat sunyi.. Yanti terdiam, Pak Wono diam, langit sudah gelap.. jalanan sangat sepi.. ditambah hujan sangat deras..
"Bapak.. mau apa?" ucap Yanti agak gemetar..
"Kamu mau turun kan? Coba aja kamu turun sendiri.." ejek Pak Wono yang tahu pasti Yanti tidak berani turun.

Tiba-tiba dengan sangat tenang.. Pak Wono memundurkan Jok Kursinya ke belakang.. dengan sangat tenang, Pak Wono membuka sedikit kaca mobil, mengambil rokoknya sebatang, menyalakannya, dan menghisapnya dalam.. Yanti kebingungan dibuatnya.. Tiba-tiba.. Pak Wono membuka ritslueting celananya, tanpa basa basi langsung mengeluarkan penisnya! Penisnya yang masih lemas, terbaring lemas diluar celananya.. Pak Wono membuang rokoknya..
"Pak.. kamu jangan macam-macam.. saya nggak mau.." ucap Yanti gemetar.
"Tenang aja.. Bapak nggak maksa kamu kok.." jawab Pak Wono enteng.

Ternyata Pak Wono, secara tidak terduga.. mulai mengelus-elus batang kemaluannya sendiri.. Yanti terkejut melihatnya.. sekilas jelas terlihat oleh Yanti batang Pak Wono yang masih lemas, namum memang berukuran jumbo..
"Glekk.. belum tegang aja udah segitu.. gimana kalo tegang ya.." ucap Yanti dalam hati.. yang mulai terbawa suasana..

Sementara itu Pak Wono seperti tidak memperdulikan Yanti yang disampingnya, Pak Wono sibuk mengelus, meremas, dan mengocok kemaluannya sendiri, dan mendesah-desah sendirian.. Suasana dalam mobil mulai panas, Yanti sebenarnya sudah terangsang oleh keadaan ini, dia merasakan vaginanya mulai mengeluarkan cairan.. tapi Yanti tetap menjaga imagenya dengan bersikap tenang.. seolah tidak terpengaruh dengan apa yang sedang dikerjakan Pak Wono. Pak Wono semakin liar, suaranya semakin keras, Yanti melirik ke arah Pak Wono.. yang dengan cepat mengocok penisnya..

"Shiitt.. gilaa.. gede amat.. udah tegang tuh.." ucap Yanti dalam hati, yang sekarang bener-bener ikut terangsang.
Yanti menyadari andai Pak Wono sedikit saja memaksanya sekarang, dia pasti melayani Pak Wono.. Yanti berkali-kali melirik kearah kemaluan Pak Wono yang sudah membengkak, urat-uratnya jelas terlihat, kepala penisnya yang merah dan besar.. Yanti terangsang..

"Agghh Yan.. tolong saya Yan.. Saya sudah hampir.. Yann" erang Pak Wono..
Sedetik kemudian dengan gerakan yang sangat cepat.. Pak Wono menarik tangan Yanti.. dengan cepat sekarang entah bagaimana, Yanti sedang menggenggam kemaluan Pak Wono yang hampir meledak. Jelas terasa kedutan-kedutan, denyutan yang cepat..
"Plzz.. Yann.. bantu saya.. saya pengen keluar ditangan kamu.. plzz.. aahh" erang Pak Wono..

Yanti yang sudah terbakar nafsunya.. dan memang sudah pengen.. mulai menggerakkan tangannya perlahan mulai mengocok kemaluan Pak Wono..
"Aduuhh.. Yan.. thx.. saya sudah duga kamu mau.. kocok Yan.. cepatt.. Yann.. Bapak sudah mau keluar.." Kembali Pak Wono mengerang.

Yanti tidak dapat lagi membendung arus nafsunya.. dia sudah sangat terangsang sekarang, begitu tangannya merasakan denyutan kemaluan Pak Wono, nafsunya sudah tidak terbendung lagi.. tanpa diperintah.. Yanti dengan cepat dan tidak terduga, membungkuk, dan memasukkan penis Pak Wono ke mulutnya.. Yanti mengoral Pak Wono!
"Agghh.. apa yang kamu lakukan.. kamu menghisap kontolku.. aarrhh iya.. teruss.. Yan.. aarrhh" jerit Pak Wono yang shock dengan apa yang dilakukan Yanti.
"Hmm.. hmm" Terdengar gumam Yanti yang sedang menghisap-hisap kemaluan Pak Wono.

Yanti tidak tahu kenapa dia senekat ini, namun membayangkan seorang pengagumnya berejakulasi gara-gara dirinya.. gairah Yanti meledak-ledak. Dengan ganas Yanti menyedot kemaluan Pak Wono yang sampai sekarang belum percaya pada apa yang dialaminya.. Yanti menjilati seluruh batang kemaluan Pak Wono, Yanti baru kali ini menemukan batang kemaluan yang begini besarnya.. memang harus diakui, batang kemaluan Pak Wono besar, namun tidak terlalu keras, Yanti tanpa sadar sedang mengocok batang Pak Wono, sementara mulutnya menjilat dan mengulum buah pelir Pak Wono..

"Yaann.. saya.. aahh sudah.. aahh stop Yan.. saya sudah mau keluar.. stop.. saya tidak mau berakhir.." erang Pak Wono..
Yanti tiba-tiba juga merasa, tidak mau berakhir secepat ini, dia masih ingin mempermainkan Pak Wono yang memiliki batang gede, Yanti masih mau membuat Pak Wono merasakan kenikmatan bersamanya, membuat Pak Wono tidak bisa melupakan kenikmatan berejakulasi yang dibantu oleh Yanti..
"Pak Wono.. enak..? Mau yang lebih enak..? Gue buat Pak Wono enak mau nggak.." ceracau Yanti disela-sela kesibukannya menjilat testis Pak Wono, dimana kocokannya diperlambat, untuk mencegah Pak Wono ejakulasi..
"Aahh.. mau Yan.. plzz.. puasin saya.."
"Baiklah.. tapi ini cuma sekali seumur hidup ya.. Bapak cuman merasakan yang seperti sekarang ini dengan saya, hanya sekali.. itu komitmen.. dan saya mau 10 juta.. bersedia..?" ucap Yanti tiba-tiba sambil mengocok cepat batang Pak Wono..
"Lonte kamu.. ahh.. pelacurr.. kamu mau dibayarr.. aahrr" Pak Wono belum sempat menyelesaikan perkataannya, karena Yanti dengan kuatnya menyedot kepala kemaluan Pak Wono..
"Mau enak nggaak.. mau yang lebih enak nggak..? Mau muncrat di dalam vagina gue nggak?" jerit Yanti di tengah kesibukannya..

Pak Wono, sudah pasrah.. dia cuma mengangguk-angguk.. Yanti langsung mengocok kuat dan cepat batang kemaluan Pak Wono yang sudah mememerah.. terasa dengan cepat sangat denyutan-denyutan dan kedutan di sepanjang batang Pak Wono, Yanti mengetahui sebentar lagi Pak Wono akan ejakulasi.. Tepat.. sedetik setelah cairan pertama keluar dari ujung kemaluan Pak Wono.. Yanti tidak menghentikan kocokannya..
"STooPP.. aarrhh Bapak keluaarr" Teriak Pak Wono..

Saat itu, dengan sigapnya.. Yanti menghentikan kocokannya.. dan segera menekan keras tepat di pangkal batang kemaluan Pak Wono, diatas anus.. ditekan kuat oleh Yanti..
"ARRHH.. aahh.. apa yang kamu lakukaann.." jerit Pak Wono, yang sedang mengalami orgasme.. namun tidak berejakulasi.. tidak menyemprotkan maninya..
"Gilaa.. gila kamuu.." desah Pak Wono yang menikmati orgasmenya yang aneh.. Yanti cuma tersenyum saja.. melihat Pak Wono kebingungan.., "Kemana maniku..?", pikir Pak Wono..
"Tenang Pak.. Bapak masih bisa kok.. ini trik multi orgasme namanya.. orgasme tanpa muncrat.. jadi Bapak masih bisa merasakan jepitan vaginaku sekarang.. masih mau Pak?" tanya Yanti.

Segera mereka pindah ke Jok belakang.. Yanti melepas CD nya, dan menarik roknya ke atas.. terpampanglah vagina Yanti, Pak Wono terbeliak melihat pemandangan itu. Yanti langsung menduduki kemaluan Pak Wono yang masih agak lemas akibat orgasme, tapi berkat trik yang dilakukan Yanti, walau sudah orgasme, Pak Wono belum kehilangan gairahnya..

Yanti terus menggesek batang kemaluan Pak Wono di bibir vaginanya.. sementara itu Pak Wono sedang berusaha untuk membuka baju Yanti, dan bra Yanti.. tidak lama usahanya berhasil, sangat kontras.. tangan Pak Wono yang besar itu, sekarang berada diatas dada Yanti yang putih, mulus, Pak Wono meremas-remas dengan bernafsu.. Yanti dengan sabar tetap menggesek batang kemaluan Pak Wono yang belum juga siap tempur..
"Aagghh bergesek begini saja sudah enak Yan.. apalagi masuk.." erang Pak Wono..
"Huh.. ini belum seberapa.. kalau Bapak punya kamampuan.. cepat selipkan batang Bapak di vagina saya.. cepat.." Pancing Yanti.. untuk membakar semangat Pak Wono.

Benar saja.. tidak seberapa lama kemudian, Yanti merasa perubahan di kemaluan yang sedang didudukinya itu.. mulai mengeras.. dan dengan perlahan.. perlahan.. mulai menyeruak masuk di liang vagina Yanti..
"Aahh.. masuk Pak.. masuk kepalanya .. enakk.. gede.. padat.. uugg" giliran Yanti yang mengerang nikmat..
"Itu belum seberapa Yan.. NIHH.." Belum selesai perkataan 'NIHH' itu, Pak Wono sudah menghunjam batang kemaluannya keatas.. dan akibatnya.. seluruh batang kemaluan Pak Wono tertelan masuk di dalam vagina Yanti.. JLEEBB..
"Aarrhh anjing looee.. anjing loo.. bandott.. aahh" Maki Yanti.
"Hugghh kesatt.. pelacurr.. vagina loe kesat bangett.." Balas Pak Wono.. mereka sudah melupakan bahwa mereka adalah atasan dan bawahan.. saling maki, saling jambak, saling pukul.. saling meraih kenikmatan..

Yanti belum terbiasa oleh kemaluan Pak Wono yang besar.. tidak bisa bergerak dengan leluasa, terasa sangat padat memenuhi vaginanya.. Pak Wono yang sudah berpengalaman mengambil alih permainan.. dengan menghunjam dalam dalam kemaluannya.. dalam ritme yang perlahan.. namun dalam.. ini membuat Yanti seperti orang kesurupan..
"Kocok cepatt.. bandott tuaa.. cepatt.." desak Yanti.
"Hugghh.. hhuugghh.." hanya itu yang terdengar dari mulut Pak Wono, yang tetap mempertahankan kecepatannya..

Yanti tidak bisa lagi.. tidak tahan.. Yanti memegang pundak Pak Wono.. segera mengenjot Pak Wono.. menaik turunkan pantatnya dengan cepat.. sebentar dangkal.. sebentar dalam..
"Yann.. aahh.. jangan begitu Yan.. mau keluaarrhh.. aahh" jerit Pak Wono yang tidak tahan diperlakukan seperti itu.
Spermanya sudah mulai berdesak-desak mau keluar.. Yanti sampai dapat merasakan kedutan denyutan penis Pak Wono di dalam vaginanya..
"Anjing gila.. bandot nggak tau untung.. enak loe.. ngentotin dan muda seperti gue.. huuhh.. bini loe bisa buat gini nggak.." desah Yanti sambil mempercepat goyangannya.. tanpa memperdulikan Pak Wono yang sudah mau ejakulasi..
"AArrhh.. nggak .. nggak.. belum pernah merasakan yang seperti ini.. kesatt.. saya.. saya.. sudah.. aarrhh"
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Pak Wono.. menumpahkan begitu banyaknya sperma yang sudah tertahan sedari tadi.. berkali-kali.. bertubi-tubi.. muncrat didalam vagina Yanti.. yang tersentak-sentak setiap merasakan sperma Pak Wono menyemprot..

Kedua manusia yang beda umur dan generasi itu berpelukan.. dengan nafas yang masih menderu-deru.. kemaluan Pak Wono masih terbenam di vagina Yanti.. terlihat.. dari sela-sela kemaluan Yanti.. terlihat.. sperma Pak Wono yang begitu banyak dan kental.. keluar.. mengalir keluar.. membasahi jok mobil.. terus turun ke lantai..

E N D