Home » » Tragedi malam pengantin - 11

Tragedi malam pengantin - 11

Karena letih terus menggendong tubuh dara itu, lelaki kedua memberi tanda untuk berganti posisi. Tangannya yang terikat keatas kepalanya diturunkan, lalu tubuhnya dipaksa untuk menungging diatas ranjang pengantinnya lagi dengan posisi bokongnya tetap menghadap padaku. Lelaki ketiganya menyelusup dibawah tubuh korbannya yang sudah menungging dan agaknya sang lelaki kedua juga ingin merasakan hangat dan lunaknya anus korbannya. Lelaki ketiga memeluk tubuh itu dari bawah berhadapan dengan payudara gadis itu yang tergantung tepat di antara mukanya. Kontol bekas memerawani anus dara itu kini dibenamkan ke dalam vaginanya yang telah becek. Dengan liarnya ia menyedoti payudara indah yang menggantung tepat didepan wajahnya bergantian sampai penuh dengan air liur disekitar puting susu korbannya seraya meremas-remas penuh nikmat.

Setengah jongkok tubuh lelaki keduanya mengambil tempat disela-sela pantat dara itu yang telah menungging dengan pantatnya yang menjungkit keatas siap untuk menerima lagi kehadiran kontol lelaki pada liang duburnya yang lezat dan nikmat dengan layanan sensasi nan berbeda. Aku sendiri sudah terlalu letih untuk beronani lagi karena energiku sudah terkuras pula untuk mengikuti kejadian tersebut. Yang pasti perempuan muda itu telah patuh pula pada perintah kedua lelaki bajingan tersebut yang memperkosanya dengan brutal.

Ternyata dari lubang anus dara itupun terdapat pula cairan lengketnya yang membantu melumasi persetubuhan serta melicinkan analnya yang tengah mengimbangi sodokan demi sodokan tonggak kejantanan yang menancap di bongkahan pantatnya yang terbuka secara nyata didepanku. Agaknya dara itu sebelumnya telah membuang hajatnya terlebih dahulu setelah pulang tadi, karena anusnya yang tengah diaduk-aduk oleh kontol lelaki itu telah bersih dari kotorannya pula. Sudah tak ada lagi sisa-sisa kotorannya nan lekat pada batang pelir lelaki itu yang terus merojok-rojok isi anusnya tersebut tanpa peduli sama sekali pada rintihannya.

Laksana diperlakukan sebagai seorang wanita pelacur saja mereka terus menikmati kehangatan dan kelezatan lubang-lubang yang terletak pada area selangkangan indah menawan ditubuhnya. Kedua jari-jari di telapak kaki gadis belia ini sampai tertekuk-tekuk akibat guncangan-guncangan yang dilakukan oleh kedua tubuh kekar dari para lelaki lancang ini nan semakin melekat begitu erat pada bokongnya. Tawa-tawa para pemerkosanya yang tengah menggarap tubuhnya semakin membuat dara itu tidak mempunyai martabat lagi dan dirinya kini sudah menjadi korban kebiadaban dari perbudakan nafsu perampok-perampok tersebut.

Celah-celah pantatnya yang begitu menggairahkan masih dihiasi oleh tancapan kedua pelir lelaki itu yang masih bergoyang-goyang memilukan otot-otot syahwat pada vagina dan duburnya gadis ini. Kejadian yang menimpa dirinya sekarang ini begitu pahit dan terlalu getir untuk gadis seusianya nan baru saja mekar tetapi sudah terpetik layu.

"Wuihh.. uhh.. gak sangka kalau pantat nih cewek sempit banget coi!", seloroh lelaki ketiga disela-sela genjotannya pada anus gadis itu.

Suara anus itu berdecak-decak nyata di telingaku dan sudah keliatan lebam dan memerah bibir duburnya yang telah diperawani oleh pelir lelaki.

"Oh ya? Kalau gitu gantian dong, aku juga ingin merasakan bagaimana enaknya mengentot pantat perempuan ini", balas lelaki kedua yang masih keenakan pula menggoyang memeknya dan menimbulkan suara berkecipak di dalamnya itu.
"Mmmh..! mmhh..! ammhh!", erang gadis itu dalam bungkaman plester di mulutnya.
"Jangan berisik non! Percuma, tidak bakal ada yang mendengar, lebih baik kau menurut saja, ayo sana balik!", perintah lelaki ketiga yang langsung merengkuh tubuh telanjang dara itu dari posisi menunggingnya.

Kini mereka berganti posisi dengan lelaki kedua masih terlentang dibawahnya, gadis itu ditelentangkan dengan kedua kaki terkangkang diatas tubuh lelaki kedua yang terbaring atasnya untuk dipaksa menduduki pelir lelaki itu menggunakan lubang anusnya itu.

"Ohh.. ohh! Betul juga katamu.. pantatnya lebih sempit nih!", puji lelaki kedua yang pelirnya telah terbenam di mulut anus gadis itu dan hanya menyisakan rimbunan jembut lebat hitamnya dengan kedua testis menggantung pada pangkal bongkahan pantat gadis itu.

"Sekarang kamu miringkan badan dong! Aku belum kebagian nih!", tukas lelaki ketiga pada temannya yang memiringkan badannya sehingga tubuh montok dara itu jatuh kesamping berbarengan ikut miring bersamaan dengan lelaki kedua namun masih dengan anus telah tertancap diselangkangannya.

Kaki kanannya telah lurus selonjor diatas ranjang, namun kaki kirinya semakin ditekuk lututnya keatas ditahan tungkainya oleh lutut kiri lelaki yang memperkosa anusnya yang juga membuka kakinya setengah tergantung di udara. Kini lelaki ketiga merebahkan tubuhnya pula dalam posisi miring sehingga kedua tubuh telanjang kedua lelaki itu kembali mengepit tubuh dara yang berada ditengah-tengahnya seperti sepotong hamburger.

Kontolnya diselusupkan kembali ke lubang memek dara itu yang masih terbuka bekas digilir oleh sang boss dan lelaki kedua tadi. Mereka mengayuh biduk liar bahtera hewani nafsu syahwat pada tubuh korbannya yang tak telah lunglai kehabisan tenaga digilir tak berkesudahan di malam yang seharusnya menjadi malam indah bagi diri dan hidupnya.

Seumur-umur dia tak akan menyangka bahwa malam ini ia akan mengalami hal yang paling mengerikan dalam hidupnya, betapa tidak..malam yang seharusnya ia dapatkan dari belaian lembut seorang lelaki terkasih yang menjadi impian hatinya itu kini telah sirna. Khayalan dirinya akan dipeluk mesra bersama sang suami tercinta dan mereguk cinta yang telah mereka rajut berdua kini telah musnah semua akibat ulah para perampok yang menyatroni rumahnya dan menzinahi dirinya.

Tulang kering kaki dari kedua lelaki yang kekar itu bersilangan menahan betis dari pahanya nan terkuak keatas bergoyang-goyang diantara decak-decak suara yang keluar dari ayunan dahsyat kemaksiatan mereka bertiga. Pelir lelaki itu kali ini begitu seakan benar-benar merojok-rojok vaginanya sampai menggesek-gesek umbai kelentitnya yang semakin mekar memerah membasah ini. Terus menerus menghadapi siksaan ini sekaligus membendung sensasi dari nafsu liar para perampok sadis itu yang memperkosanya secara brutal membuat sang dara terpelanting-pelanting didera orgasmenya kembali. Tubuhnya yang melejang-lejang kencang itu kembali meliuk-liuk dengan sebelah betis indahnya yang berada diudara nan terganjal oleh kedua kaki para pemerkosanya menendang-nendang diudara berikut desahan puncak kenikmatannya dalam bungkaman plester.

"Mmhh! mm.. mmhh!! mmhmmhh!!", jerit dara itu meledak diselingi oleh lekukan tubuhnya yang mengejang dengan seluruh otot diselangkangannya semakin menjepit erat kedua pelir para pemerkosanya itu. Lelaki kedua yang pelirnya berada dianus wanita itu menjadi terlonjak-lonjak menerima sensasi dari empotan lubang dubur korbannya yang tengah mengalami ledakan-ledakan dahsyat orgasmenya untuk yang kesekian kalinya.

"Uhh... uhh.. uohh! aku jug mau kel.. u.. ar.. nih!", jerit lelaki kedua yang rupanya sudah tak tahan menahan orgasmenya pula, apalagi sejak mencobai lobang pantat gadis itu yang terasa sesak luar biasa menjepit pelirnya membuatnya ingin menuntaskan sudah birahinya pada sang korban.

Iapun langsung mencabut keluar pelirnya yang tertanam di anus gadis belia tersebut, bergegas turun dari ranjang dan sambil berdiri merobek plester di mulut korbannya itu lalu membenamkan kejantanannya disana sambil menjambak rambut gadis itu ia menghentak-hentakkan kepala dara belia tersebut untuk ditumbuk-tumbukkan pada selangkangannya yang berbulu lebat itu.

"Ohh..! ahh..! ahh!!",ia memuntahkan seluruh air maninya di mulut sang dara cantik itu yang telah penuh oleh sumpalan pelirnya dan dipaksa pula untuk menelan semua cairan lendir putih kental miliknya yang muncrat-muncrat didalam rongga mulut mungil tersebut.

Semua maninya telah tertelan di kerongkongan perempuan muda ini sudah, dan kembali ia memplester mulut korbannya agar ia tak dapat memuntahi lagi air mani lelaki tersebut. Setelah itu ia mengemasi pakaiannya yang tercecer di lantai kamar untuk kemudian pergi meninggalkan kawannya yang masih asyik mengentoti tubuh gadis itu.

Tinggal tersisa lelaki ketiga dengannya sekarang sepeninggal lelaki kedua tadi dan aku melihat temannya telah menerobos keluar dari pagar rumah tersebut setelah berpakaian lengkap sambil membawa karung hasil rampokkannya pula di kegelapan malam tanpa peduli lagi dengan kawannya. Mungkin mereka tak mau kelihatan bergerombol agar tak dicurigai aksinya oleh pihak berwajib. Kembali aku menyaksikan adegan porno selanjutnya dari lelaki terakhir yang tersisa ini dan wow! Ia kembali membuat tubuh telanjang gadis belia ini dipaksa menungging di depanku dengan pelirnya yang masih tegang mengangguk-angguk setelah berhasil mengalahkan memek dara itu, ia kini balik lagi mencoblos kontolnya ke lubang pantat yang sangat digemarinya ini.

Bersambung . . . .

0 comments:

Post a Comment