Istriku, Della dan aku telah berumah tangga selama beberapa tahun lamanya dan sering dalam tahun-tahun perkawinan kami tersebut aku berfantasi tentang dia bercinta dengan pria lain, seorang pria sempurna yang menyetubuhinya dengan hebat hingga membuat istriku mengerang kenikmatan menikmatinya.
Dalam setahun belakangan ini, aku selalu mengungkapkan fantasiku ini saat berada di atas ranjang dan dia selalu menjadi bergairah karenanya dan akan diiringi dengan seks yang liar dan multi orgasme setiap kali mendiskusikannya. Masalahnya, jika di luar area ranjang, Della tidak pernah mau mendiskusikan hal tersebut denganku hingga membuatku cukup merasa frustrasi. Jika aku berusaha untuk mengajak dia untuk mendiskusikannya, dia langsung marah dan pergi meninggalkan ruangan. Della memang seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang sangat ketat pendidikan agamanya.
Istriku Della saat ini berusia 35 tahun. Tinggi dan berat badannya yang rata-rata tetap terjaga bentuknya dengan rutinnya dia pergi ke pusat kebugaran dua kali dalam seminggu. Payudaranya juga sedang-sedang saja, tapi memiliki puting susu yang cukup besar saat dia sedang dalam gairahnya. Dan yang paling membuatku bangga beristrikan dia adalah wajahnya yang sangat manis dan teramat menarik, di samping kepribadiannya yang baik dan juga senyumannya yang selalu dapat meredakan amarahku. Dia juga seorang pasangan bercinta terbaik yang pernah kudapatkan.
Akhirnya, kuputuskan agar fantasiku tentang dia yang bercinta dengan pria lain dapat terwujud, aku harus mencoba cara yang berbeda dengan jalan yang kupakai selama ini. Aku tahu bahwa dia sangat selektif terhadap pria. Maksudku selama perkawinan kami, aku ingat ada sekitar empat atau lima pria lain yang mampu menarik perhatiannya. Kesemuanya dengan kepribadian yang unik, dapat kukatakan begitu, yaitu tinggi, gagah, dan menarik. Hasilnya, setelah sedikit 'kembali ke masa lalu', aku akhirnya menjatuhkan pilihanku pada seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang aku yakin memenuhi deskripsi tentang seorang pria yang dapat menarik perhatian Della.
Aku bertemu dengannya saat sedang berkeliling di seputar kota. Namanya Thomas, dia sangat gagah dan tinggi dengan kulit yang kecoklatan dan sangat menarik menurutku. Satu hal yang dapat menarik perhatian Della dari Thomas adalah tak hanya dia sangat menarik dan berkharisma, dia juga seorang pria bertipe jantan dan 'jalanan' yang sangat kontras dengan kami yang berpendidikan dan mapan.
Di salah satu kafe di sudut kota, sewaktu pertama kali bertemu dengan Thomas, kukeluarkan selembar foto Della dan mengatakan padanya bahwa aku ingin agar dia bercinta dengan Della. Dia menyukai fotonya dan mengatakan bahwa dia mau bercinta dengannya sesuai caranya, tapi pertama-tama kami harus membuat Della bersedia melakukannya.
Kami membuat sebuah rencana agar Thomas dan Della dapat bertemu karena rasa takutku kalau Della takut dan marah hingga menyebabkan semua kerja kerasku ini akan sia-sia. Akhirnya kami memutuskan agar dia datang ke rumah besok malamnya dan pura-pura menjadi seorang teman lamaku yang sekian tahun tak pernah bertemu dan sedang singgah di kota ini dan mampir sejenak di rumahku.
Malam yang kunantikan serasa tak kunjung tiba, aku tenggelam dalam khayalanku membayangkan bagaimana malam tersebut akan berlangsung. Di samping rasa takutku kalau Della akan marah besar padaku karena telah menyusun rencana ini tanpa persetujuannya, aku lebih takut kalau dia tak bersedia berhubungan seks dengan Thomas.
Kuhabiskan waktu untuk menyalakan lilin, menghidupkan CD player dan memilih lagu yang tepat untuk menjaga situasi hatinya. Kemudian kubujuk dia agar memakai sepatunya yang bertumit tinggi yang selalu menggairahkanku saat bercinta dengannya. Kurebahkan dia di atas karpet lantai ruang keluarga dan mulai mencumbu vaginanya selama kurang lebih 15 menit hingga dia mendapatkan orgasme pertamanya.
Dia mulai hanyut dalam irama yang kubuat hingga segera menjadi sangat basah saat aku mulai menyetubuhinya dengan gerakan lambat dan panjang. Aku mulai khawatir tak mampu bertahan lebih lama lagi saat orgasmenya yang kedua mulai terbangun ketika akhirnya Thomas mengetuk pintu depan.
Ketukan itu membuatnya langsung bangkit dengan sedikit ketakutan dan langsung bertanya siapa yang mengetuk itu. Saat itu sekitar pukul 10 malam. Aku tak tahu, tapi aku akan segera mencari tahu dan mengusirnya pergi, jawabku. Dia segera merapikan pakaiannya dan kutenangkan dia dengan mengatakan bahwa aku tak akan mengijinkan siapa pun masuk kemari, hingga dia tenang dan kembali rebah di karpet sambil menggosok kelentitnya menungguku kembali dan menyelesaikan apa yang telah kami mulai.
Kubuka pintu dan menjumpai Thomas yang telah berdiri di sana dengan maskulin dan mata yang bercahaya. Kukedipkan mataku padanya dan segera menyuruhnya masuk dengan tenang. Kubisikkan padanya agar segera masuk ke ruang keluarga. Saat ini Della pasti sudah mendengar kedatangan kami.
Kami berjalan memasuki ruang keluarga dan kuperkenalkan Thomas pada Della yang sedang duduk di sana memandanginya untuk beberapa waktu, bertanya-tanya siapa gerangan pria ini. Dan apa yang sedang terjadi? Dia memandangku dan Thomas bergantian. Aku takut dia akan marah tapi dia mengejutkanku karena dengan tenangnya berdiri dan membiarkan pakaiannya yang berantakan tadi terjatuh di karpet dan kemudian berjalan mendekat lalu memberi Thomas sebuah pelukan sebelum kembali berbalik lagi dengan pantat dan payudaranya yang bergoyang saat dia berjalan untuk duduk di karpet itu lagi.
Belakangan baru aku tahu kalau dia sudah menyadari saat aku menjawab ketukan pintu itu bahwa aku sudah merencanakan ini semua. Saat pertama kali dia melihat Thomas, dia tahu bahwa aku telah mengharapkan pria ini datang dan bercinta dengannya. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukannya saat mengetahui bahwa Thomas adalah seorang pria yang menarik dan dia sudah siap untuk itu.
Setelah dia duduk di atas karpet lantai, kami bertiga akhirnya juga duduk di atas karpet sekitar satu jam agar merasa nyaman berbicara tentang sesuatu selain seks meskipun kami dapat merasakan aura seksualnya semakin terbangun naik. Della duduk dengan tenang meskipun hanya memakai sepatu bertumit tingginya dengan payudaranya yang terpampang dengan bebas di depan kami berdua dengan sangat menggoda. Aku memergoki Thomas yang memandangi payudaranya dengan bernafsu. Dapat kukatakan bahwa Della menikmati pengalaman ini karena dia menggoda kami berdua dengan mengatakan bahwa wajah kami memerah dan terangsang. Dia terlihat sangat santai dan mengontrol situasi ini hingga sangat membuatku tekejut.
Dapat kulihat tonjolan besar di celana Thomas. Ukuran penis di baliknya terlihat besar (belakangan Della mengatakan padaku bahwa dia menyadari hal itu juga hingga itu membuatnya sangat terangsang dan membantunya memutuskan untuk mau bercinta dengan Thomas). Tidak ada seorang pun yang tergesa-gesa meskipun aku sangat ingin melihat Thomas berada di antara pahanya, mengocoknya berulang-ulang untuk memberinya multi orgasme. Della tampak sangat menikmati setiap waktunya dan melakukannya dengan perlahan hingga membuatku frustrasi. Ini menuju pada titik dimana aku mengharapkan fantasiku menjadi nyata.
Saat Della akhirnya benar-benar merasa nyaman, dia rebah tengkurap dan meminta agar punggungnya dipijat. Ini adalah tanda yang kami tunggu-tunggu dan dalam keadaan ini tak mengejutkanku jika Della lah yang mengambil inisiatif tersebut. Dengan cepat aku memberi Thomas kesempatan memberi pijatan pada paha dan pantat Della, sedangkan aku dengan berdebar-debar terfokus pada leher dan bahunya. Kubiarkan Thomas memberikan akses menyeluruh terhadapnya.
Thomas mulai membelai pahanya dengan lembut. Setelah beberapa saat, tangannya mulai bergerak naik hingga semakin mendekati vaginanya. Terlihat tubuh Della sering menggelinjang saat dia melakukan pekerjaannya, tapi lalu dengan cepat Della menyembunyikan reaksinya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Thomas memindahkan sasarannya dan mulai meremas pantat Della dengan kedua tangannya. Dapat kulihat area di sekitar vagina Della sudah menjadi basah saat Thomas menjalankan aksinya.
Akhirnya, Thomas kembali pada gerakan awalnya tadi pada bagian dalam paha Della dan membiarkan jarinya berada di dekat vaginanya. Dia benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya dan dia tahu reaksi yang diberikannya terhadap Della yang mulai menekankan pinggulnya dengan pelan ke karpet. Mereka berdua terlihat sangat menikmati permainan kucing dan tikus ini. Dapat kulihat penis Thomas mendesak keluar dari celananya hingga membuat celananya seakan hendak robek karenanya. Dengan cepat diturunkannya risleting celananya dan segera mengeluarkan penis itu.
Akhirnya dia tak mampu menahannya lebih lama lagi hingga bergerak menaiki tubuh Della dan mulai menggosokkan penisnya naik turun di belahan pantat Della. Dapat kukatakan bahwa Della berada dalam dunianya sendiri saat ini, dan jika aku pernah berfantasi tentang dia yang bercinta dengan pria lain, mereka sedang mewujudkannya saat ini. Della sangat sensitif perasaannya saat bercinta dan dia bisa merasakan betapa besar dan kerasnya penisnya yang menekan pada pantatnya itu. Dengan pelan Della mulai menggoyangkan pantatnya pada penis itu dengan mata terpejam, tapi apa yang tergambar pada wajahnya memberitahukanku bahwa betapa apa yang tengah dirasakannya sungguh menakjubkan.
Tak lama kemudian, kulucuti pakaianku dan bergerak ke sofa di depan Della. Dengan cepat Della bengkit dan dengan bertumpukan kedua lengan dan kakinya, dia mulai menghisap penisku. Della sungguh sangat terbakar gairahnya hingga dimasukkannya seluruh batang penisku hingga menyodok di tenggorokannya. Dengan posisinya itu, membuat pantat Della tepat berada di depan Thomas. Della sepertinya memang menginginkan Thomas berada di belakangnya, berada tepat di belakang vaginanya yang sudah gatal. Aku tahu bahwa Della terlalu malu untuk 'meminta', begitu juga denganku agar Thomas segera menyetubuhinya dan dengan cara inilah Della mengungkapkannya. Dan Thomas mulai membuat langkah pertamanya!
Aku mengisyaratkan pada Thomas untuk melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Aku tahu bahwa dia memiliki tubuh yang tegap dan saat dia melepaskan pakaiannya, tubuhnya terlihat sangat menakjubkan bagiku. Aku tahu Della juga akan menyukai bentuk tubuh Thomas dan apalagi penis besarnya itu nanti saat dia memalingkan wajahnya ke belakang melihatnya.
Penis Thomas perlahan tumbuh membesar saat dia melepaskan pakaiannya. Kupegang bahu Della, menghentikan hisapannya pada penisku, dan menyuruhnya berbalik menghadap pada Thomas yang telah berlutut di hadapannya. Rasa cintaku padanya sungguh meluap saat ini. Dia menerima Thomas dan menggenggam bola zakarnya dengan tangannya yang halus dan memasukkan penis Thomas yang masih belum ereksi penuh ke dalam mulutnya. Penis Thomas dengan cepat mengeras dalam mulutnya.
Dia suka menghisap penisku hingga ke tenggorokannya, tapi saat dia mencoba untuk memasukkan penis Thomas sampai ke tenggorokannya, dapat kulihat dia mengalami kesulitan dengan ukurannya, dan dia hampir saja tersedak untuk beberapa waktu. Tapi itu malah membuatnya semakin terangsang hingga dia terus berusaha memasukkan penis Thomas sampai tenggorokannya dapat beradaptasi dengan ukurannya.
Belakangan Della menceritakan padaku bahwa jika saja ukuran penis Thomas seinchi saja lebih panjang, dia tak akan mungkin dapat menampungnya. Saat Della telah sibuk dengan 'pekerjaannya', kusingkirkan hingga lepas celana dalamnya dan mulai menggosok vaginanya dari belakang. Salah satu fantasi terbesarku adalah menggosok Della saat dia sedang menghisap penis besar pria lain dan sekarang aku tahu bahwa aku memang sangat menyukainya. Aku lihat Della sangat asyik dengan 'pekerjaannya'. Kehangatan cengkeraman dinding vagina Della langsung kurasakan begitu kulesakkan penisku ke dalamnya.
Bersambung . . . . . .
Dalam setahun belakangan ini, aku selalu mengungkapkan fantasiku ini saat berada di atas ranjang dan dia selalu menjadi bergairah karenanya dan akan diiringi dengan seks yang liar dan multi orgasme setiap kali mendiskusikannya. Masalahnya, jika di luar area ranjang, Della tidak pernah mau mendiskusikan hal tersebut denganku hingga membuatku cukup merasa frustrasi. Jika aku berusaha untuk mengajak dia untuk mendiskusikannya, dia langsung marah dan pergi meninggalkan ruangan. Della memang seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang sangat ketat pendidikan agamanya.
Istriku Della saat ini berusia 35 tahun. Tinggi dan berat badannya yang rata-rata tetap terjaga bentuknya dengan rutinnya dia pergi ke pusat kebugaran dua kali dalam seminggu. Payudaranya juga sedang-sedang saja, tapi memiliki puting susu yang cukup besar saat dia sedang dalam gairahnya. Dan yang paling membuatku bangga beristrikan dia adalah wajahnya yang sangat manis dan teramat menarik, di samping kepribadiannya yang baik dan juga senyumannya yang selalu dapat meredakan amarahku. Dia juga seorang pasangan bercinta terbaik yang pernah kudapatkan.
Akhirnya, kuputuskan agar fantasiku tentang dia yang bercinta dengan pria lain dapat terwujud, aku harus mencoba cara yang berbeda dengan jalan yang kupakai selama ini. Aku tahu bahwa dia sangat selektif terhadap pria. Maksudku selama perkawinan kami, aku ingat ada sekitar empat atau lima pria lain yang mampu menarik perhatiannya. Kesemuanya dengan kepribadian yang unik, dapat kukatakan begitu, yaitu tinggi, gagah, dan menarik. Hasilnya, setelah sedikit 'kembali ke masa lalu', aku akhirnya menjatuhkan pilihanku pada seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang aku yakin memenuhi deskripsi tentang seorang pria yang dapat menarik perhatian Della.
Aku bertemu dengannya saat sedang berkeliling di seputar kota. Namanya Thomas, dia sangat gagah dan tinggi dengan kulit yang kecoklatan dan sangat menarik menurutku. Satu hal yang dapat menarik perhatian Della dari Thomas adalah tak hanya dia sangat menarik dan berkharisma, dia juga seorang pria bertipe jantan dan 'jalanan' yang sangat kontras dengan kami yang berpendidikan dan mapan.
Di salah satu kafe di sudut kota, sewaktu pertama kali bertemu dengan Thomas, kukeluarkan selembar foto Della dan mengatakan padanya bahwa aku ingin agar dia bercinta dengan Della. Dia menyukai fotonya dan mengatakan bahwa dia mau bercinta dengannya sesuai caranya, tapi pertama-tama kami harus membuat Della bersedia melakukannya.
Kami membuat sebuah rencana agar Thomas dan Della dapat bertemu karena rasa takutku kalau Della takut dan marah hingga menyebabkan semua kerja kerasku ini akan sia-sia. Akhirnya kami memutuskan agar dia datang ke rumah besok malamnya dan pura-pura menjadi seorang teman lamaku yang sekian tahun tak pernah bertemu dan sedang singgah di kota ini dan mampir sejenak di rumahku.
Malam yang kunantikan serasa tak kunjung tiba, aku tenggelam dalam khayalanku membayangkan bagaimana malam tersebut akan berlangsung. Di samping rasa takutku kalau Della akan marah besar padaku karena telah menyusun rencana ini tanpa persetujuannya, aku lebih takut kalau dia tak bersedia berhubungan seks dengan Thomas.
Kuhabiskan waktu untuk menyalakan lilin, menghidupkan CD player dan memilih lagu yang tepat untuk menjaga situasi hatinya. Kemudian kubujuk dia agar memakai sepatunya yang bertumit tinggi yang selalu menggairahkanku saat bercinta dengannya. Kurebahkan dia di atas karpet lantai ruang keluarga dan mulai mencumbu vaginanya selama kurang lebih 15 menit hingga dia mendapatkan orgasme pertamanya.
Dia mulai hanyut dalam irama yang kubuat hingga segera menjadi sangat basah saat aku mulai menyetubuhinya dengan gerakan lambat dan panjang. Aku mulai khawatir tak mampu bertahan lebih lama lagi saat orgasmenya yang kedua mulai terbangun ketika akhirnya Thomas mengetuk pintu depan.
Ketukan itu membuatnya langsung bangkit dengan sedikit ketakutan dan langsung bertanya siapa yang mengetuk itu. Saat itu sekitar pukul 10 malam. Aku tak tahu, tapi aku akan segera mencari tahu dan mengusirnya pergi, jawabku. Dia segera merapikan pakaiannya dan kutenangkan dia dengan mengatakan bahwa aku tak akan mengijinkan siapa pun masuk kemari, hingga dia tenang dan kembali rebah di karpet sambil menggosok kelentitnya menungguku kembali dan menyelesaikan apa yang telah kami mulai.
Kubuka pintu dan menjumpai Thomas yang telah berdiri di sana dengan maskulin dan mata yang bercahaya. Kukedipkan mataku padanya dan segera menyuruhnya masuk dengan tenang. Kubisikkan padanya agar segera masuk ke ruang keluarga. Saat ini Della pasti sudah mendengar kedatangan kami.
Kami berjalan memasuki ruang keluarga dan kuperkenalkan Thomas pada Della yang sedang duduk di sana memandanginya untuk beberapa waktu, bertanya-tanya siapa gerangan pria ini. Dan apa yang sedang terjadi? Dia memandangku dan Thomas bergantian. Aku takut dia akan marah tapi dia mengejutkanku karena dengan tenangnya berdiri dan membiarkan pakaiannya yang berantakan tadi terjatuh di karpet dan kemudian berjalan mendekat lalu memberi Thomas sebuah pelukan sebelum kembali berbalik lagi dengan pantat dan payudaranya yang bergoyang saat dia berjalan untuk duduk di karpet itu lagi.
Belakangan baru aku tahu kalau dia sudah menyadari saat aku menjawab ketukan pintu itu bahwa aku sudah merencanakan ini semua. Saat pertama kali dia melihat Thomas, dia tahu bahwa aku telah mengharapkan pria ini datang dan bercinta dengannya. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukannya saat mengetahui bahwa Thomas adalah seorang pria yang menarik dan dia sudah siap untuk itu.
Setelah dia duduk di atas karpet lantai, kami bertiga akhirnya juga duduk di atas karpet sekitar satu jam agar merasa nyaman berbicara tentang sesuatu selain seks meskipun kami dapat merasakan aura seksualnya semakin terbangun naik. Della duduk dengan tenang meskipun hanya memakai sepatu bertumit tingginya dengan payudaranya yang terpampang dengan bebas di depan kami berdua dengan sangat menggoda. Aku memergoki Thomas yang memandangi payudaranya dengan bernafsu. Dapat kukatakan bahwa Della menikmati pengalaman ini karena dia menggoda kami berdua dengan mengatakan bahwa wajah kami memerah dan terangsang. Dia terlihat sangat santai dan mengontrol situasi ini hingga sangat membuatku tekejut.
Dapat kulihat tonjolan besar di celana Thomas. Ukuran penis di baliknya terlihat besar (belakangan Della mengatakan padaku bahwa dia menyadari hal itu juga hingga itu membuatnya sangat terangsang dan membantunya memutuskan untuk mau bercinta dengan Thomas). Tidak ada seorang pun yang tergesa-gesa meskipun aku sangat ingin melihat Thomas berada di antara pahanya, mengocoknya berulang-ulang untuk memberinya multi orgasme. Della tampak sangat menikmati setiap waktunya dan melakukannya dengan perlahan hingga membuatku frustrasi. Ini menuju pada titik dimana aku mengharapkan fantasiku menjadi nyata.
Saat Della akhirnya benar-benar merasa nyaman, dia rebah tengkurap dan meminta agar punggungnya dipijat. Ini adalah tanda yang kami tunggu-tunggu dan dalam keadaan ini tak mengejutkanku jika Della lah yang mengambil inisiatif tersebut. Dengan cepat aku memberi Thomas kesempatan memberi pijatan pada paha dan pantat Della, sedangkan aku dengan berdebar-debar terfokus pada leher dan bahunya. Kubiarkan Thomas memberikan akses menyeluruh terhadapnya.
Thomas mulai membelai pahanya dengan lembut. Setelah beberapa saat, tangannya mulai bergerak naik hingga semakin mendekati vaginanya. Terlihat tubuh Della sering menggelinjang saat dia melakukan pekerjaannya, tapi lalu dengan cepat Della menyembunyikan reaksinya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Thomas memindahkan sasarannya dan mulai meremas pantat Della dengan kedua tangannya. Dapat kulihat area di sekitar vagina Della sudah menjadi basah saat Thomas menjalankan aksinya.
Akhirnya, Thomas kembali pada gerakan awalnya tadi pada bagian dalam paha Della dan membiarkan jarinya berada di dekat vaginanya. Dia benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya dan dia tahu reaksi yang diberikannya terhadap Della yang mulai menekankan pinggulnya dengan pelan ke karpet. Mereka berdua terlihat sangat menikmati permainan kucing dan tikus ini. Dapat kulihat penis Thomas mendesak keluar dari celananya hingga membuat celananya seakan hendak robek karenanya. Dengan cepat diturunkannya risleting celananya dan segera mengeluarkan penis itu.
Akhirnya dia tak mampu menahannya lebih lama lagi hingga bergerak menaiki tubuh Della dan mulai menggosokkan penisnya naik turun di belahan pantat Della. Dapat kukatakan bahwa Della berada dalam dunianya sendiri saat ini, dan jika aku pernah berfantasi tentang dia yang bercinta dengan pria lain, mereka sedang mewujudkannya saat ini. Della sangat sensitif perasaannya saat bercinta dan dia bisa merasakan betapa besar dan kerasnya penisnya yang menekan pada pantatnya itu. Dengan pelan Della mulai menggoyangkan pantatnya pada penis itu dengan mata terpejam, tapi apa yang tergambar pada wajahnya memberitahukanku bahwa betapa apa yang tengah dirasakannya sungguh menakjubkan.
Tak lama kemudian, kulucuti pakaianku dan bergerak ke sofa di depan Della. Dengan cepat Della bengkit dan dengan bertumpukan kedua lengan dan kakinya, dia mulai menghisap penisku. Della sungguh sangat terbakar gairahnya hingga dimasukkannya seluruh batang penisku hingga menyodok di tenggorokannya. Dengan posisinya itu, membuat pantat Della tepat berada di depan Thomas. Della sepertinya memang menginginkan Thomas berada di belakangnya, berada tepat di belakang vaginanya yang sudah gatal. Aku tahu bahwa Della terlalu malu untuk 'meminta', begitu juga denganku agar Thomas segera menyetubuhinya dan dengan cara inilah Della mengungkapkannya. Dan Thomas mulai membuat langkah pertamanya!
Aku mengisyaratkan pada Thomas untuk melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Aku tahu bahwa dia memiliki tubuh yang tegap dan saat dia melepaskan pakaiannya, tubuhnya terlihat sangat menakjubkan bagiku. Aku tahu Della juga akan menyukai bentuk tubuh Thomas dan apalagi penis besarnya itu nanti saat dia memalingkan wajahnya ke belakang melihatnya.
Penis Thomas perlahan tumbuh membesar saat dia melepaskan pakaiannya. Kupegang bahu Della, menghentikan hisapannya pada penisku, dan menyuruhnya berbalik menghadap pada Thomas yang telah berlutut di hadapannya. Rasa cintaku padanya sungguh meluap saat ini. Dia menerima Thomas dan menggenggam bola zakarnya dengan tangannya yang halus dan memasukkan penis Thomas yang masih belum ereksi penuh ke dalam mulutnya. Penis Thomas dengan cepat mengeras dalam mulutnya.
Dia suka menghisap penisku hingga ke tenggorokannya, tapi saat dia mencoba untuk memasukkan penis Thomas sampai ke tenggorokannya, dapat kulihat dia mengalami kesulitan dengan ukurannya, dan dia hampir saja tersedak untuk beberapa waktu. Tapi itu malah membuatnya semakin terangsang hingga dia terus berusaha memasukkan penis Thomas sampai tenggorokannya dapat beradaptasi dengan ukurannya.
Belakangan Della menceritakan padaku bahwa jika saja ukuran penis Thomas seinchi saja lebih panjang, dia tak akan mungkin dapat menampungnya. Saat Della telah sibuk dengan 'pekerjaannya', kusingkirkan hingga lepas celana dalamnya dan mulai menggosok vaginanya dari belakang. Salah satu fantasi terbesarku adalah menggosok Della saat dia sedang menghisap penis besar pria lain dan sekarang aku tahu bahwa aku memang sangat menyukainya. Aku lihat Della sangat asyik dengan 'pekerjaannya'. Kehangatan cengkeraman dinding vagina Della langsung kurasakan begitu kulesakkan penisku ke dalamnya.
Bersambung . . . . . .